Selasa, 03 Maret 2020

ROSIANAFE BERBAGI TIPS MENULIS RESUME (2)



Semalam saya berbagi tips menulis resume workshop. Berhadapan dengan guru-guru hebat membuat saya deg-degan. Oleh karena itu, saya mulai materi menulis resume dari persiapannya yang ringan. Untuk persiapan mengikuti workshop, singkirkan hal-hal yang sekiranya mengganggu. Kalau anak menangis hendaknya digendong dulu anaknya, sambil membintangi materi yang telah disampaikan narsum di grup WA. Kalau mengantuk sedia kopi dan siapkan cemilan dulu, kecuali kalau sudah mengantuk sekali sebaiknya tidur saja.

Kalau "sajen" seperti kopi, cemilan, Writer Plus, dll. sudah siap, catatlah hal-hal mendetail di bagian atas kertas/note di HP.

Kuaci, cemilan murah meriah

Kopi dan mendoan

Kalau ada, sekoteng juga nikmat disantap kala cuaca dingin.

Sekoteng

Selanjutnya, usahakan menulis judul dengan huruf kapital agar langsung dikenali mata. Lalu, boleh tambahkan subjudul dan hal-hal detail lain di bawahnya. Misal,

TIPS MENULIS RESUME ALA ROSIANAFE

Workshop Menulis Bersama Om Jay
Hari, tanggal:
Tema:
Narasumber:
(silakan jika mau ditambahkan hal mendetail lain)

Karena yang saya sampaikan ini termasuk jenis tulisan "How to" maka saya memilih kata imperatif (kata perintah) di awal kalimat. Maaf, jika tulisan ini terkesan menggurui, saya hanya diminta berbagi tips menulis resume workshop oleh Om Jay. Ini kali kedua saya diberikan kesempatan sebagai narasumber. Terima kasih, Om Jay.

Pertama, untuk menulis resume dengan efektif, gunakan kata-kata yang mudah dipahami. Tentukan sendiri simbol atau singkatan yang ingin digunakan agar mencatat dan belajar terasa lebih mudah.

Kedua, tulis kata kuncinya. Kalau narasumber menyampaikan dengan pesan suara, tulis kata kuncinya saja. Jika ada kata-kata yang ketinggalan biar saja, nanti kita sambungkan dengan kalimat sendiri.

Ketiga, siapkan beberapa baris kosong di lembar catatan untuk digunakan kemudian. Saat mencatat kata kunci dan informasi, sediakan bagian kosong di antara dua baris agar bisa digunakan untuk melengkapi catatan.

Keempat, sebisa mungkin kita menjadi pendengar yang aktif saat mengikuti diskusi. Jangan asyik dengan akun media sosial membuat perhatian kita teralihkan supaya kita bisa mencatat dengan baik, memahami materi yang dijelaskan, dan mengingat informasi dalam jangka panjang.

Kelima, catatlah informasi yang disampaikan setelah terdengar kata atau frasa berikut:
Pertama, kedua, ketiga
Terutama atau khususnya
Peningkatan besar
Di sisi lain
Contohnya
Sebaliknya
Selanjutnya
Akibatnya
Ingatlah bahwa

Keenam, tulis ulang catatan sesegera mungkin. Saat mencatat, tulis setiap informasi sejelas mungkin. Biarlah tulisan sedikit tidak rapi, yang penting tulisan masih jelas terbaca oleh mata kita.

Setiap pokok pembicaraan dalam kalimat dirangkai menjadi paragraf yang runtut dan padu (nyambung). Kalimat-kalimat tersebut disusun sesuai dengan urutan kejadian atau sebab akibat. Kalimat yang digunakan kalimat sederhana.

Bisa juga dengan mengubah kalimat langsung menjadi tak langsung selagi kalimat itu masih bertujuan yang sama. Kalimat yang maksudnya sama digabungkan supaya lebih ringkas.

Nah, sekarang bagaimana kalau narsumnya dari awal sampai akhir menggunakan voice note? Hal ini cukup memusingkan saya sebab saya orang yang visual, bukan auditori. Saya lantas meminjam hp suami yang sudah didownload aplikasi Writer Plus. Sebelum mengenal aplikasi Writer Plus saya menggunakan aplikasi voice note yang ada di WA dengan cara yang sama dengan Writer Plus.

Writer Plus bisa diunduh di Play Store


Cara menggunakan Writer Plus juga demikian. Saat video/audio diputar, saya menekan simbol mic di Writer Plus yang ada di hp suami, kalau sudah ada tulisannya, saya tekan titik tiga di pojok kanan atas, lalu share pilih text, pilih WA, kirim ke WA saya. Ribet memang, tapi baru sebatas itu yang saya bisa lakukan. Terima kasih pada Bu Melni yang mengajarkan tentang penggunaan Writer Plus.

Jika mau menggunakan aplikasi di WA juga bisa, caranya sama. Tes dulu dengan menekan tombol mic selagi warna micnya hijau. Kalau warnanya berubah menjadi abu-abu, tekan lagi sampai warnanya hijau hingga muncul kata-kata yang tertangkap oleh mic-nya.


Saat video/audio hp saya diputar maka hp yang satunya lagi merekam dengan cara tekan lambang mic yang ada di WA suami, lalu kalau sudah ada tulisannya dikirim ke WA saya.

Dalam membuat resume workshop memakai aplikasi WA juga bisa. Klik mic-nya sampai mic berwarna hijau sewaktu video Youtube diputar, nanti suara dari Youtube yang tertangkap akan tertulis di WA. Begitu pengalaman saya. Tentu saja menggunakan dua buah HP.

Selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha. Sekalipun tidak ada aplikasi Writer Plus, jika sudah terbiasa tulisan tangan tidak masalah, yang penting kita enjoy dan tidak terbebani.

Agar blog saya menarik maka saya tambahkan foto atau video yang di-share oleh narasumber. Sedangkan untuk foto narasumber saya akali dengan melakukan screen shoot dari foto profil WA-nya. Maaf ya, suhu-suhu. Selama mengikuti program belajar menulis bersama Om Jay, semua materinya menarik karena masing-masing narasumber memberikan pengalaman unik dan terbaiknya.

Jangan khawatir jika perbendaharaan kata kita masih terbatas. Tulis saja, nanti kita bisa meminta saran kepada rekan kerja/suami. Tunjukkan tulisan kita dan tanya, apa tulisan saya sudah enak dibaca atau belum.

Bagaimana caranya agar kita bisa membagi waktu sehingga dapat rutin mengikuti materi dan segera menulis? Ikuti saja, kalau mengantuk atau kecapean sebaiknya tidur saja. Yang bagian pentingnya kita bintangi. Nanti di-copy paste ke note HP/Writer Plus, lalu kita modifikasi dengan kalimat sendiri. Usahakan sebisa mungkin jangan sama persis. Untuk ini saya juga masih harus banyak belajar. Oh iya, mengedit bisa kapan saja, saat ada jam kosong/jam istirahat di sekolah, atau saya sempatkan menjelang subuh. Jangan menunda-nunda untuk menulis karena semakin menunda semakin menumpuk juga potensi stres saya.

Di akhir diskusi, ternyata ada peserta workshop yang menanyakan pengalaman saya dalam menulis cerita anak dan meminta tipsnya. Saya menjawab, sering-seringlah berinteraksi, mengobrol, dan bermain dengan anak. Kalau anak kita sudah besar, bermainlah dengan anak tetangga yang masih balita. Mereka lucu dan menyenangkan. Terkadang, dari celoteh mereka bisa memberi ide dan mengembangkan daya khayal saya.

Ada pula yang menanyakan mengapa saya tidak membeli buku antologi saya. Kemudian saya menarik napas panjang dan berat menulis jawabannya. Saya akui, tidak semua buku antologi yang ditulis bersama itu saya beli dari penerbit indie. Karena dulu saya gila menulis, hampir semua "sayembara atau lomba menulis" (yang sebenarnya itu adalah kegiatan menulis bersama dan patungan beli buku) saya ikuti sewaktu jadi fesbuker. Satu buku harganya 60-75 ribu, dari kumpulan puisi, cerpen, cernak, quotes, pengalaman mengajar, kisah motivasi, dll. Saya tidak punya uang untuk membeli buku lebih dari satu. Biar sajalah, yang penting jejak nama saya masih ada di google walaupun hanya sebagai penulis antologi. Saya menulis untuk menyalurkan hobi. Jika ada yang ingin melihat secuil biodata dan aktivitas saya silakan mengintip tulisan saya di
http://rosianafebriyanti.blogspot.com/2020/02/rosianafe-berbagi-tips-resume.html

Jangan lupa, sering-sering mengunjungi blog teman ya, tinggalkan komentar apa saja. Nanti teman kita juga melakukan hal yang sama. Itu sudah menjadi semacam etika blogger yang tidak tertulis. Menjalin silaturahmi konon bisa memperpanjang umur. Stres hilang, sakit kepala menjauh, sedang mengobrol tiba-tiba dapat inspirasi/ide, dan lain-lain. Percaya tidak percaya, itu rezeki juga namanya, kan?

Kemudian ada yang bertanya tentang menulis cerita anak. Apakah anak-anak zaman sekarang masih tertarik dengan dongeng? Saya menjawab berdasarkan sependek pengetahuan dan pengalaman saya. Di tingkat SD-SMP perlu diubah strateginya, bukan dibacakan dongeng. Akan tetapi, anak-anak diminta membaca dongeng, lalu menceritakan kembali dengan gaya story telling di depan kelas seperti lomba story telling bahasa Inggris, pakai kostum, pakai properti, dan ceritanya monolog.

Santri putri kelas X mementaskan
drama Malin Kundang

Saya pernah mengajar SMP kelas 7 dan kelas 10 SMA dan kebetulan materinya sama-sama cerita rakyat, lalu saya minta mereka mengonversinya ke naskah drama yang nantinya akan mereka perankan. Ah, saya merindukan masa-masa mengajar di SMP dulu. Syukuri aaapa yang adaaa, hidup adaalah aanugerah. 🎵🎵🎵 yah, jadi nyanyi dah tuh.

Tanpa terasa sudah lewat setengah jam dari batas akhir workshop, pukul 21.00 WIB maka diskusi saya tutup dengan pantun.

Pohon rambutan cabangnya patah
Kalau menepi hati-hati
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati

Buah rambutan buah duren
Enak di lidah terasa manis
Di sini tempat guru-guru keren
Mari kita belajar menulis

Batik lurik di baju cokelat
Hingga terlukis gambaran manis
Jadikan kritik pelecut semangat
tetap optimis dan rajin menulis



Wasalam, semoga menginspirasi.


12 komentar:

  1. Bu Rosiana, resumenya selalu terupded keren dan mantap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Ibu Sri Yamini yang hebat, tulisan Ibu mencerahkan jiwa dan pikiran

      Hapus
  2. luar biasa, salut dengan keterampilan menulisnya yg keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, semuanya berkat bimbingan Om Jay dan para guru di grup.

      Hapus
  3. Pingin bisa menjadi bloger seperti ibu rosiana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, Ibu bisa. Tulis saya apa yang Ibu kuasai dan Ibu senangi.

      Hapus
  4. Saya sudah mencatac ilmu dari Ibu di: https://indinahbelajar.blogspot.com/2020/03/narasumber-rosiana-febriyanti-guru.html.
    Terimakasih ilmunya.

    BalasHapus
  5. Enak dibacanya dan terasa seperti mengalaminya

    BalasHapus