![]() |
Puisi Tipografi |
Kusalin kembali puisi ini di sini agar tak hilang ditelan masa. Entah ada yang membaca atau tidak, tetapi biarlah jejak ini menemukan pembacanya sendiri.
Bising
kau pinta aku berkata
kucuma punya huruf
kau pinta aku menulis
cuma ada sekantung koma
ku tak tahu kapan bertemu titik
koma bergeser disenggol kata
kata beranak jadi frasa
frasa beranak jadi klausa
klausa beranak jadi kalimat
kalimat beranak jadi paragraf
Mamimomemo
Papipupepo
Naninuneno
Cacicuceco
Bisingbisingbising
Komaku menggelinding ke samping
Nyaringnyaringnyaring
Melengking mencangking kuping
Tik-tok tik-tok
dibekap jam dinding
Tik-tok tik-tok
jarum jam mengerling
Tik-tok tik-tok
Dor!!!
Rosiana Febriyanti
28 November 2016
#PuisiMantraKontemporer
Pembahasan:
Puisi mantra dalam puisi kontemporer ialah puisi yang mempunyai sifat-sifat mantra.
Mantra bukanlah sesuatu untuk dipahami. Mantra adalah permainan bunyi dan bahasa belaka. Mantra harus dilihat dari sudut mantra itu sendiri. Oleh karena itu, soal pemahaman tidak penting, yang penting adalah akibatnya belaka.
Bung
!
!!
!!!
Minggiiiiir!
Rosiana Febriyanti
28 November 2016
#PuisiTipografi
Pembahasan:
Puisi tipografi yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan simbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.
Maksud puisi yang berjudul "Bung" adalah anjuran untuk bertenggang rasa dengan orang lain, jangan bertindak arogan, tidak menggusur atau menggeser kedudukan orang lain dengan cara-cara yang kasar. Saat menyuruh orang lain berpindah tempat, harus mempertimbangkan kemanusiaan, bertahap, tidak langsung menggusur.
Maksud puisi berjudul "Bising" adalah ungkapan perasaan penulis saat gagal membuat tulisan yang utuh. Penulis menyadari kekurangannya dan masih harus banyak belajar. Ia belajar dari peristiwa di sekitarnya, tapi ia tidak berhasil menulis seperti kebanyakan penulis lainnya. Ia hanya bisa "mengeja" yang dapat diartikan "membaca peristiwa" sehingga belum bisa menaklukkan ide-ide yang "membising" di pikirannya. Cuma ada kata-kata sederhana yang tercipta.
ITE (Inginnya Tetap Enak)
Anonim yang menyebar hoak
Pelatah yang jadi tersangka
Pelawak berdasi yang jual lagak
Enaknya disuruh ngopi jesika
Rosiana Febriyanti
28 November 2016
#PuisiMbelink
Pembahasan:
Puisi mbeling pada umumnya mengandung unsur humor, bercorak kelakar. Di dalamnya sering terdapat unsur kritik, terutama kritik sosial.
Maksud puisi ITE (Ingin Tetap Enak) adalah kritik terhadap sikap orang Indonesia yang latah mudah menerima informasi, mudah membagikan informasi yang belum tentu kelas sumbernya serta kebenarannya. Kritik positif terhadap revisi undang-undang ITE yang juga harus memberikan kebebasan berpendapat pada setiap orang, sedangkan pelawak berdasi adalah simbol orang yang intelek tapi bertindak tidak pada tempatnya itu sebaiknya minum sianida (memikirkan setiap ucapannya). Jangan sampai seenaknya sendiri.
![]() |
Puisi Mantra |
Ada yang tidak pernah disebut namanya,
bahkan orang enggan menoleh kepadanya,
ternyata dialah sang pahlawan kehidupan
Ada orang yang konon menjadi musuh seantero nusantara,
nyatanya dia disambut lebih-lebih daripada pahlawan atau kepala negara
Lalu, siapakah yang menyusuimu sejak lahir?
Diakah yang layak menyandang gelar pahlawan,
meskipun dia bukan yang melahirkanmu?
Nyatanya, dialah pahlawan itu
Ada guru yang kauanggap
suka sekali menyiksamu dengan segudang tugas dan presentasi,
nyatanya dia berhasil mengantarkanmu jadi sarjana
Ada dokter yang mati kena covid demi berbagi nyawa pasiennya,
nyatanya dia pahlawan itu
Ada tukang sampah yang mengorek got-got hitam
hingga masuk ke gorong-gorong
demi mengurai mampetnya got,
nyatanya dialah pahlawan itu
Nyatanya, pahlawan itu bisa juga kamu!
Pahlawan tak pernah mengemis gelar
atau pamrih
~Rosianafe
⚘🌱⚘🌱⚘🌱⚘🌱
Tidak ada komentar:
Posting Komentar