Selasa, 31 Maret 2020

MANIS

Gambar hanya ilustrasi



Ini tulisan kedua saya mengenai luka pengasuhan masa kecil. Kisah nyata ini tentang seorang wanita, sebutlah namanya Manis. Gadis ini kesayangan ayahnya. Hampir dikatakan dia anak yang tidak memiliki kebutuhan karena sebelum ia meminta, ayahnya selalu memenuhi kebutuhannya dan segala permintaannya selalu dikabulkan. Akan tetapi, ia mengaku setiap mendengar 2 lagu yang populer di zaman ayahnya, setiap kali itu pula telinganya selalu merasa ditusuk tusuk, sakit sekali. Karena rasa kasih dan sayangnya, sang ayah membawa Manis ke dokter spesialis THT.

Menurut dokter, Manis mengalami oversensitif, kepekaan mendengar yang berlebihan. Padahal kedua lagu pop itu kesukaan ayahnya. Ayahnya sangat baik, tetapi mengapa sakit? Pasti ada yang salah. Kemudian ayahnya membawa Manis ke psikolog untuk mengetahui penyebabnya.

Saat diterapi, memori Manis mundur ke masa kecil. Tidak ada bayangan apa pun. Kemudian memorinya mundur sampai ke alam janin. Alam janin? Bayangan yang tampak olehnya adalah ruangan bulat yang gelap dan hening. Ia raba ruang itu, ternyata ia tak menemukan apa apa. Semuanya gelap dan hening. Ia merasa terperangkap, tak tahu harus berbuat apa. Ketakutan menyergapnya lalu yang bisa dilakukan hanya memanggil papaya, “Papaaa, Papa di manaaa?”

Ayahnya menjawab, “Papa di sini, di sebelah kamu, Nak.” Suara ayahnya terdengar berat menahan tangis. Butiran air mata mengalir, tak sanggup dibendung ayahnya. Runtuhlah hati seorang ayah.

Mendengar suara ayahnya, Manis mulai sedikit tenang. Kamudian terdengar suara musik berisi dua lagu pop kesayangan ayahnya. Dua lagu itu diputar bergantian. Tubuhnya berguncang, ada kesedihan yang menjalari pikiran dan hatinya. Ia sendiri heran mengapa ia lantas merasa sangat sedih setiap kali mendengar kedua lagu itu.

Lalu, pelan pelan ia mulai mendengar suara yang sangat dikenalnya, sangat dekat dengannya, yaitu suara ayahnya. Suara berat milik ayahnya itu berkata, “Gugurkan saja kandunganmu!”

Siapa? Kandungan siapa? Yang dikandung itu... aku? Pikirannya bertambah kalut, tidak percaya kalau ayahnya pernah tega berbicara seperti itu. Manis menangis heran, kok bisa ia mendengar perkataan ayahnya sementara ia masih dalam kandungan? Padahal, ayahnya selalu baik padanya, tidak pernah sedikit punn berkurang rasa cinta dan kasih kepadanya. Air matanya menderas, meluapkan emosi kekecewaannya. Sang ayah langsung memeluk anak kesayangannya dan meminta maaf. Manis berusaha melepaskan rasa kecewa, sedih, kesal yang bercampur menjadi satu dan berusaha memaafkan ayahnya.

Teman, saya pun terhenyak, sambil terus mengingat ingat sewaktu hamil dulu saya pernah salah bicara apa pada anak. Sekarang anak anak sudah mulai besar. Mulai bisa protes kalau saya mengabaikan hak mereka.

“Makaaaan, Dede laper, Bunda jangan ngetik melulu!” protes anak saya kalau sedang berada di depan laptop. Saya tinggalkan dulu pekerjaan saya. Anak lebih utama. STOP MENGABAIKAN ANAK. STOP MULAI SEKARANG!
Diceritakan kembali oleh Rosianafe

Teman, masih adakah yang mau mengikuti kisah yang ketiga? 




Senin, 30 Maret 2020

DINDA


(Kisah Pertama)


Teman, izinkan saya menceritakan kisah yang saya sendiri harus mengumpulkan banyak energi untuk menceritakannya kembali. Ada 4 kisah nyata yang hendak saya ceritakan. Kisah pertama tentang seorang wanita yang mengalami luka pengasuhan masa kecil. Sebutlah nama wanita itu Dinda. Dinda berasal dari keluarga yang sangat harmonis, berpendidikan, mapan, dan tidak punya riwayat keluarga yang melakukan KDRT. 

Saat menjalani terapi dari psikolog, memori wanita cantik usia menjelang 30 tahun itu kembali ke masa kecil. Yang terbayang adalah wajah ibunya yang cantik, berpendidikan, selalu menyiapkan bekal makanan, selalu membiasakan makanan sehat, dan melarangnya untuk jajan sembarangan. Kemudian ia merasa selalu ada bisikan di telinganya, “Kamu harus menjadi seperti ibu, yaitu menjadi seorang ibu yang baik bagi anak anaknya.” 

Lebih dalam lagi ia menarik napasnya, kemudian ia merasa bingung, mengapa setiap kali melihat belokan di dekat rumahnya ia selau dirundung ketakutan. Tiba tiba ia berteriak, “Aduuh, Ibu sakiiit! Hentikan, sakiit, Bu!” Lalu ia menggebrak meja kuatkuat. Seketika itu tubuhnya kram dan ia masih berteriak teriak sambil menangis.

Kemudian memorinya kembali ke masa ketika ia berusia 3 tahun. Menjadi anak manis yang tidak pernah jajan ternyata jenuh juga. Tanpa sepengetahuan ibunya, diam diam ia pernah meminta jajanan teman dan temannya memberikan jajanannya karena kasihan. Jajanan itu tidak sengaja tumpah dan mengotori seragam sekolahnya. 

Sewaktu pulang sekolah, sang ibu marah melihat noda jajanan di baju anak kesayangannya itu. Ibu menjewer telinga Dinda sambil berjalan pulang. Dinda merasakan bukan hanya telinganya yang sakit saat ditarik ibunya, melainkan lehernya, sakitnya sampai ke kepala bagian  belakang, bahkan punggungnya serasa ditendang. 

Kemudian Dinda berteriak, “Ibu, jangan tunjuk saya di depan teman teman!” Ternyata saat ia berteriak, memori masa kecilnya menampilkan sesosok bayangan tukang es sayur yang menjual es loli. Melihat anak anak seusianya jajan es, ia pun tertarik membelinya. Dinda nekad membeli es loli juga. Lalu kedua tangan yang menggenggam es loli itu disembunyikan di belakang badannya sambil berjalan bersama teman temannya. Ketika langkahnya sampai di belokan dekat rumahnya ia berpapasan dengan ibunya. Reaksi sang ibu marah sambil menunjuk nunjuk wajahnya yang pucat di depan teman temannya. Dinda menangis tak keruan. 

Setelah itu, Dinda lupa memori yang lainnya. Barulah ia sadar, ternyata hal yang membuatnya takut setiap kali melintasi belokan dekat rumahnya adalah bayangan ketakutan bertemu ibunya. Ia pun tahu mengapa selama ini ia tidak bisa dekat dengan ibunya. Ia sadar, apa yang dilakukan ibunya semata mata tidak ingin ia sakit karena jajan sembarangan. Kembali ia menarik napas sambil melepaskan emosi negatifnya, ia berusaha memaafkan ibunya dan berdamai dengan masa kecilnya. 

Adakah yang pernah mengalami hal yang sama? Saya pernah dan saya punya luka yang sama. Saya tidak ingin menjewer anak saya, tetapi itu pernah terjadi sewaktu anak saya masih kecil. Mengapa bisa terjadi? Padahal, saya bertekad tidak akan pernah melakukan itu kepada anak saya. Alam bawah sadar saya menyuruh saya untuk melakukan itu karena dulu ibu mendidik saya dengan keras agar tidak menjadi anak manja, anak tertua yang harus bertanggung jawab kepada ketiga adik adik saya. Luka pengasuhan masa kecil tidak pernah hilang, hanya bisa menipis dengan cara berdamai dengan masa lalu dan berusaha memaafkan. Sekarang STOP LAKUKAN ITU! Anak butuh perlindungan dari orang terdekatnya, khususnya orang tua. 
Diceritakan kembali oleh Rosianafe.

Masih ada yang mau mengikuti kisah kedua?

Mari kita jeda mendengarkan lagu ini sambil mengajak bicara jiwa kita sendiri.



Minggu, 29 Maret 2020

KUMPULAN PENTIGRAF PESERTA WORKSHOP




Beberapa pentigraf kiriman peserta workshop semalam saya tulis di sini ya untuk kenang-kenangan saya. Kalau nanti saya tidak ada umur, semoga ini menjadi sodakoh jariah saya. Terima kasih ya, Bapak/Ibu. Tetap semangat menulis.


Dia bukan orang gila

Tidak ada yang istimewa dari orang gila yang setiap pagi mengais makanan di pojok pasar. Seperti orang gila pada umumnya, baju compang-camping, tanpa alas kaki, bicara sendiri dan sulit diajak komunikasi.

"Minggir sana, jangan didepan toko saya", kata seorang pemilik kios di pasar pada orang gila itu. Tapi, dibalik kegilaannya ada satu yang membuat orang yang melihatnya bertanya-tanya. Setiap waktu mulutnya komat-kamit seperti merapalkan mantra, tapi tidak jelas.

Hari itu tampak ramai diujung pasar tidak seperti biasanya. Ternyata orang gila yang biasa mondar mandir dipasar dikabarkan meninggal ditempat itu. Penjaga pasar segera mengevakuasi jenazahnya. Anehnya, keluar aroma wangi yang sangat menyengat menyeruak seantero pasar. 

Imam Mubarok, M Pd. I ( SMKN 1 Bawen kab Semarang Jawa tengah)



Tumbuh Jeruk di Kepalaku
        
        Kevin terlihat murung pagi ini. Beban berat seakan menyelimuti raut wajahnya. Teman-temannya yang sedang bercanda ria  seolah tidak menarik baginya. Dengan langkah sedikit tertahan dia masuk kelas sambil sesekali menghindar dari teman-temannya yang berlarian di halaman sekolah.
        Perlahan aku dekati Kevin. “Kamu kenapa Kevin?” Kepalanya semakin menunduk. Terdengar lirih isakan tangisnya. Dadaku berdebar kencang. Apakah sesuatu yang berat, berbahaya, menyedihkan, atau bahkan menyakitkan telah terjadi pada anak ini? 
        Akhirnya dengan terbata-bata dia pun menjawab pertanyaanku. “Aku takut kepalaku tumbuh jeruk Bu. Tadi aku makan jeruk dan bijinya tertelan.”

Nining Sulistyani P
SDN 3 Sumberporong 
Kecamatan Lawang Kabupaten Malang



Jatah si Milky

"Meong..meong," ini sudah yang ketiga kalinya aku memberinya kepala ayam goreng dalam 1 jam. Si milky sebutannya, masih saja minta jatah.

Sudah menjadi rutinitasku membeli ayam bumbu siap goreng dari seorang pedagang keliling tiap pagi. Siap goreng manakala si kecil tiba-tiba minta menu kesukaannya ini. Si Milky, kucing yang tiba-tiba datang ke rumah ini, tidak pernah absen tiap kali pedagang ayam ini singgah. Kami tidak merawat Milky, hanya bisa memberinya kepala ayam goreng 5 potong sehari.

"Baiklah Milky, ini potongan keempat untukmu." Aku penasaran dan mengikuti kemana arahnya pergi. Tiba di belakang warung tetangga, ada 3 anak kucing yang bewarna kuning sama seperti Milky dan 1 kucing bewarna kecoklatan sedang menyantap potongan-potongan kecil kepala ayam goreng yang aku beri tadi. Ternyata Milky berbagi dengan anak-anaknya dan kucing lain.

YUNI RIYANTI
SDN Porisgaga 5
Kota Tangerang


*INdownESIA*

Corona sudah tiba. Kedatangan yang sama sekali tidak aku harapkan. Mendadak semua orang mulai beropini. Menjadi ahli kesehatan dan statistik dari sumber yang bahkan cuma mereka dapat dari copas tak bertanggungjawab.

Aku tidak takut dengan Corona. Tapi aku takut dengan Indonesia. Aku takut dengan warganya yang memandang sebelah mata akan sebuah peristiwa. Ingin aku berteriak disetiap telinga mereka. "Aturan dibuat untuk taat jangan nekad." Isengmu, sok hebatmu, egoismu itu sudah seperti menodongkan pistol disetiap jidat orang sekelilingmu. 

Ketakutanku mulai terbukti saat mobil ambulan lantang bernyanyi. Bendera putih dan garis polisi menghalangi langkah kakiini. Jerit tangis sudah tidak terbendung lagi melihat peti mati tertutup plastik nampak rapi. Sanak saudara tidak ada yang dapat mendekati. Selamat jalan, itu kelalaian ataukah takdir Tuhan.

Nama : Budi Artopo
Instansi : SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta



*Virus Corona penghambat*

Virus corona penghambat pulang ke kampung, rasa sedih membuat tak berdaya. Sang anak tiba - tiba menelponku.

 "Kenapa kamu menangis?". Sambil sesegukan menelponku.

Anak kecil itu bersedih karena tidak lagi seperti biasa, sekolah diliburkan, main tidak pernah, jajan pun tidak berani. Dan teramat menyedihkan kangen kampung halaman bakalan tak akan terobati.

Anika kurniawati, S.Pd.SD

SDN Slametan
Slametan, Kelor, Karangmojo GK

*Balas Dendam*

Usai sholat duhur siang itu. Kusandarkan tubuhku ke dinding dekat jendela. Sepoi angin mengundang kantukku. Pikiranku masih mengawang setelah membunuh ular di depan musola tadi. Jangan-jangan ular siluman penunggu tempat ini.

Benar saja ... Sorot mata merah dan juluran lidah tepat di atas kepalaku. Suara desis bersahutan. Di kanan kiri dan depan ular-ular berdatangan. Kaki, tangan dan badanku terlilit. Semburan bisa dari taring-taring runcing memercik wajah dan mengguyur sekujur tubuhku. Mereka balas dendam atas kematian saudaranya. Aku tak berdaya. ... Kupejam mata dan pasrah. Mungkin ini akhir hidupku. Aku tak ingat apa-apa lagi.

Sayup suara salam menghampiri telingaku. Suara siapa itu? Malaikatkah? Di alam mana aku berada? "Permisi, Pak. Jendelanya ditutup saja. Hujan." Samar kulihat wajah penjaga sekolah. Kakiku kaku tak bisa kugerakkan. Kram.

Yoyon Supriyono
SMPN 4 Terisi, Indramayu



TENTANG LUKA

Sudah terlalu lama aku menunggu. Menantinya muncul setelah lama menghilang. Bukan hanya hitungan hari,minggu,atau bulan,tapi bahkan tahun. Ya....tahun demi tahun aku tak bisa menatapnya lagi. Dan ini adalah tahun ketiga sejak perpisahan kami. Rasanya berat jika tiba-tiba aku harus berhadapan dengannya lagi dengan luka dan kesedihan yang setiap hari menemani hari-hariku tanpanya.


"Maafkan aku." Itu adalah kalimat pertama yang dia ucapkan.Kami memang bertemu tanpa sengaja disini, di rumah sahabat kami,pada acara pernikahannya. Dulu kami pernah bermimpi menggelar acara besar seperti ini. Tapi semua berakhir tatkala ia putuskan untuk pergi jauh meninggalkannku setelah diterima bekerja di sebuah perusahaan besar.

Aku hanya terpaku tanpa sepatah katapun. Kata maaf yang ia ucapkan sama sekali tak menyembuhkan pedihnya hatiku. Apalagi setelah beberapa saat muncul wanita cantik dengan kerudung jingga menggendong bayi lucu menyusulnya mendekati kami. Aku tau siapa wanita dan anak ini tanpa dijelaskan sekalipun.

Mariana Sri Rahayu
SDN PLANJAN 2,SAPTOSARI,GK

Rumah Tua

Dalam sebuah desa di pinggir sungai ada rumah yang tidak mempunyai teangga.Rumah itu sangat sederhana terbuat dari kayu maoni bercampur anyaman bambu.Sepi...sunyi sekali.

"Astaghfirullahal adzim , kata aku." Siapa yang berani tinggal di rumah itu ? Hantu mungkin.

Termyata rumah itu sudah lama tidak dihuni, karena yang punya rumah sudah meninggal lebih dari  20 tahun yang lalu dan tidak punya keturunan sehingga kondisi rumah tidak ada yang merawat dan terkesan sangat "angker".

M.Taufiq
SMAN  1 Semanu,Gk

Anak Tetangga

Langkahku terhenti didepan pintu sebuah rumah,  setelah mendengar seorang anak yang sedang menangis meraung dengan seorang ibu yang memeluknya untuk berusaha menenangkan sianak dengan sangat sabar. Aku diam sejenak sebelum menggucapkan salam,  karena jika mengucapkan salam sudah pasti tidak akan didengar oleh tuan rumah karena suara tangisan anaknya sudah memenuhi rumah mereka. 

Waalaikum salam terdengar suara ibu yang menjawab salamku,  kemudian si obi mempersilakan diriku untuk memasuki rumahnya  dan menyediakan kursi pas didepan anaknya yang sedang menangis.  Kemudian terjadilah percakapan dengan ibunya. Aku bertanya apakah yang telah terjadi pada anaknya sehingga menangis  sedemikian rupa yang menyebabkan aku sebagai tetangga bertanya tanya dan berinisiatif untuk datang kerumah ibu. 

Anaknya seketika terdiam dan menangis sesegukan sambil mengucapkan  kata, "Maafkan dedek mamah." Kata kata itu diulangi berkali kali sambil menangis sekeras kerasnya.  Ibunya dengan sabar mengatakan kepada anaknya, Huss malu didengar oleh tetangga suara tangisanmu nak,  cobalah dengan tenang ceritakan pada ibu apa yang telah terjadi padamu sehingga tangismu tak bisa berhenti. 

Desi Yarni 
SMPN I Kundur Utara 
Karimun 
Kepri


BUKAN JODOH

Apakah kamu sudah makan ?". Pertanyaan rutin yang selalu kuterima darinya setiap pagi melalui WA. Dia seseorang yang telah menawarkan masa depan untukku lima bulan lalu.

Layar smartphoneku menunjukkan waktu pukul 10.15 WIB. Pesan WA darinya menghentikan kunyahan sepotong roti pada mulutku. Dia mengajakku akad bulan depan. Entah apa yang ada dalam benaknya. Namun, perpisahan menjadi kata terakhir dalam percakapan kala itu.

Aku berusaha menemuinya untuk mencari jawaban atas semua prasangka. Kutawarkan kesempatan kedua namun dia menolak dengan tetesan air mata. Dia  pergi dengan memberikan undangan pernikahan. Iya, perempuan itu adalah pilihan orang tuanya.
(Uswatun Khasanah Al-Fauzi @ SMKN2 Gedangsari DIY)



Bersemi Seindah Taman Bunga

"Berpikirlah sebelum menerimanya." Kalimat yang selalu bibi sampaikan padaku, tidak mudah untukku menentukan pilihan disaat hati tertaut pada yang lain.

Dia memang tampan, mapan dan bertanggung jawab, perang batin terus menyerangku namun tetap kupasrahkan kepada Allah sang pemilik rencana terbaik.Hingga pilihanku jatuh padanya demi hubungan keluarga yang tak terkoyak

Awal yang penuh airmata dan doa, badaipun berlalu, tetap kujalani lika- liku hidup dengannya hingga cinta bersemi seindah taman bunga.

Evaman


ROSIANAFE BERBAGI ILMU PENTIGRAF

Semalam saya diberikan kesempatan oleh guru menulis blog saya, Om Jay untuk menjadi narasumber di kelas menulisnya. Biarlah tanggal 28 Maret 2020 terjadi momen bersejarah dalam hidup saya, pertama kali bicara tentang cerpen tiga paragraf (pentigraf) di grup What's App yang berisi 249 peserta. Saya diundang masuk ke grup Belajar Menulis Gelombang ke-7. Di sana, tentu saja ada beberapa guru saya di Gelombang 1, yang lebih mumpuni ilmunya.

Nah, cara untuk menghilangkan grogi, saya anggap saja semua peserta workshop adalah santri-santri saya kelas 12 tanpa maksud merendahkan. Ini juga salah satu tips saya kalau dalam mengajarkan santri baca puisi di atas panggung agar tidak grogi. Asli, ini pun deg-degan banget. Saya buka lagi materi pentigraf dari Queen Erni (guru pentigraf), mengambil materi dari Bapak Pentigraf Indonesia, Dr. Tengsoe, juga mengambil contoh pentigraf dari Pak Taufiq Sudjana (guru yang mahir menulis).

Pertama, saya berikan biodata saya ke grup untuk pembuka. Kedua, saya mulai memberikan pengertian pentigraf saat grup disetting hanya saya yang dapat mengirim pesan. Ketiga, saya memberikan contoh-contoh pentigraf. Yang kelupaan adalah pentigraf saya sendiri tidak saya share di grup itu. Malu ah, walaupun sudah jadi buku. Cuma berani posting di sini saja. 😊


Gimana-gimana...sudah kerenkah sampul buku karya bersama KGPJB ini? Harus merasa keren...karya sendiri, walau hanya  2 pentigraf yang terselip di dalamnya. Kalau ada yang berminat hubungi Queen Erni sajalah. 

Saya bersyukur, peserta yang merupakan guru SD, guru SMP, guru SMA, guru SMK sangat antusias mengirimkan karyanya di grup dan minta masukan dari saya. Padalah, saya ini apalah...cuma punya sedikit ilmu.  Baiklah, karena saya kadung "kecemplung" jadi narasumber, saya memberikan masukan sesuai pengalaman saya di Kelas Pentigraf bersama Queen Erni di KGPJB. Saya tidak menyangka, beberapa peserta langsung mengirimkan pesan pribadinya berisi pentigraf untuk dimintai masukan. Terima kasih, ya. Saya jadi terharu. Awas, jangan dibilang lebay! Tapi agak, sih.

Saya hanya mengingatkan kembali, pentigraf itu kalimatnya ringkas saja, hanya 3 paragraf, dan minim dialog. Kesalahan tata tulis tidak saya perhatikan dulu, yang penting peserta bisa paham konsep pentigraf, bisa membedakan dengan artikel, dan bisa menulis pentigraf sederhana. Goal saya itu dulu. Karena saya sudah amat sangat mengantuk (padahal masih pukul 21.15) saya mohon pamit kepada mereka. Terima kasih semua.


Rabu, 25 Maret 2020

HIKMAH HP RUSAK


Kemarin HP hang (eh gimana cara nulisnya). Apa yang saya lakukan? Instrospeksi, HP dengan saya tidak bisa dilepaskan, empat hari berturut-turut saya gunakan untuk belajar membuat Google Classroom demi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Untunglah, di tempat saya mengajar, Pesantren Terpadu Al Kahfi, Lido Bogor, ada guru cekatan dan terampil seperti Pak Fahmi Maulana, guru bahasa Inggris. Beliau tak pelit berbagi ilmu kepada rekan sejawat. Pokoknya TOP BGT deh. Selain itu, saya belajar dari tutorial yang ada di Youtube.


Jadwal hari pertama PJJ adalah bahasa Indonesia, jadwal saya tentunya. Saya posting video dari Youtube untuk ditonton anak-anak sampai jam sepuluh. Jam sepuluh saya janji akan posting soal. Akan tetapi, ternyata rapat pesantren sampai jam sepuluh lewat. Dilanjutkam dengan rapat SMA, wuih saya gelisah karen anak-anak menanyakan kapan ada soalnya, belajarnya gini doang, nih? dan lain sebagainya.


Padahal, saya belajar membuat soal google formulir seharian penuh sampai punggung dan pinggang panas. Itu pun tampilan kurang maksimal karena saya kurang ilmu. Mereka tidak tahu perjuangan saya. Semoga santri-santri menyadari, ada perjuangan guru gaptek seperti saya, ada perjuangan orang tua yang sampai bela-belain membelikan mereka hp baru dan menyediakan kuota demi pembelajaran daring ini.

Kemarin saya terburu-buru ke klinik Al Kahfi, menyusul suami dan anak-anak yang lebih dulu ke sana. Tak diduga, hp saya terjatuh karena tergesa-gesa memakai gamis. Walah, hp rusak, hanya bisa menonton WA tapi tidak bisa membalas. Ya sudahlah saya ke klinik putra saja. Setibanya di klinik, ternyata kata Bu Esa, nakes andalan di klinik putera, tekanan darah saya 117/74, suhu 36.5 derajat celsius, normal alhamdulillah. Suami juga normal walau flu karena begadang ngoreksi dan memasukkan nilai UTS lebih dari 10 kelas kayaknya, karena mengajar semua level di SMP. Anak-anak yang sedang batuk-pilek diberi obat dari klinik.

Sesampainya di rumah, hp saya kotak-katik. Restart lebih dari sepuluh kali, sampai saya lempar pelan sambil baca bismillah, mudah-mudahan bisa pulih (ga tega juga melemparnya, sayang). Tetap tidak bisa. Ya sudahlah, saya hapus grup-grup usang, saya hapus chat WA yang tidak perlu, dan saya sambungkan ke pengisi daya. Pasrah sambil istigfar, istirja, dan doa Nabi Yunus. Sesudah daya terisi penuh, saya biarkan hp dalam keadaan yang masih mati.  Life must go on. Saya pun mengerjakan tugas rumah tangga yang lain.

Keesokan harinya, alhamdulillah, hp normal kembali. Saya langsung pakai untuk tahadduts binnikmah dengan menulis pengalaman saya di sini. Yah, rasanya hampa tanpa menulis. Baiklah, walaupun kemarin ada pengumuman UN dihapus tahun ini, saya mengatakan kepada santri-santri saya, "Ada atau tidak ada UN, kalian harus tetap semangat belajar, PJJ tetap ada, tahfizh online berjalan, setoran murojaah, mutaba'ah yaumiah seperti biasa, ya Nak!"

Ada atau tidak ada virus corona, belajar tetap perlu karena kita yang butuh ilmu bukan ilmu yang butuh kita. Ilmu itu berkembang mengikuti zamannya, kalau kita tidak belajar, kita akan tertinggal dalam kebodohan dan terseret-seret dalam arus zaman yang tidak lagi ramah kepada kita. Jangan lupakan Allah karena jika tidak ada satu pun makhluk di dunia kita yang mau menolong kita, cuma Allah yang bisa kita andalkan. Cuma Allah yang selalu ada buat kita, Nak.

Senin, 23 Maret 2020

MAKNA UJIAN


Sedih rasanya, dan itulah yang saya rasakan setelah santri dipulangkan. Saya pun merasa sedih karena tidak bisa silaturahmi ke orang tua di Jakarta dan Depok. Al kahfi pun terpaksa di-lockdown. Gerbang Al Kahfi diperketat, tidak bisa hilir mudik dengan bebas.

Dalam menyikapi ini, saya harus memaknai ujian ini sebagai:

1. Pembersih dari penyakit hati

2. Penyempurna ketundukan dan penghambaan diri kepada Allah

3. Tidak boleh abai dan bersabar. Istirja, ikhlas, tawakal, tasbih, tahmif.

Senjata menolak bala' dengan tasbih. Doa Nabi Yunus. "Laa ilaaha illah anta, subhanaka inni kuntu minadzhoolimiin."

4. Setiap musibah ada pahala sabar. Sabar itu pada benturan pertama.

5. Nikmat tersembunyi yang akan Allah beri. Infakkan harta kita di jalan Allah.

6. Ujian untuk membuka kebenaran. Nabi Ayyub ditimpa penyakit adalah ujian.

Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha.

Allah ingin melihat kita, menjadi orang yang beriman dengan bersyukur atau sebaliknya.

Rabu, 18 Maret 2020

MENGHADAPI MASA KARANTINA WILAYAH SELINGKUNG AL KAHFI



Siapa yang tidak panik mendengar isu corona sudah sampai di sekitar kita? Terlebih saya yang dalam menghadapi laptop rusak saja paniknya seperti ayam mau bertelur (dikejar dateline). Melihat kepanikan di sekitar saya pun ikut cemas. Aslinya ya panik juga, tetapi berusaha untuk tetap tenang. 

Saya bersangka baik dan menerima keputusan bahwa Al Kahfi menjalankan karantina wilayah dengan tidak meliburkan santri-santrinya. Semoga itu keputusan terbaik, sebab kalau mereka pulang sendiri bisa kena corona di bus, terminal, stasiun, kereta, angkot, dan sebagainya. Sedih juga ketika ada orang tua santri yang bilang, siapa yang menjamin hidup di pesantren akan bebas corona? Sekarang saya balik pertanyaannya (sebagai orang tua dari 2 anak yang saat ini mesti menjalani pembelajaran jarak jauh) saya juga berpikir siapa yang menjamin ketika santri dalam perjalanan pulang bisa bebas corona? Tidak ada yang bisa menjamin, bukan? Kekhawatiran itu sesuatu yang wajar, tetapi pesantren tentu sudah memikirkan segala konsekuensinya.

Saya berusaha menghadapi protes orang tua santri dengan setenang mungkin dan semoga terus seperti. "Ambil hikmahnya aja!" Entah kalimat itu populer pada tahun berapa, yang jelas dalam belantara misteri ini saya mesti bangkit, memikirkan apa yang bisa saya perbuat untuk mengatasi akibatnya, semoga ada hikmah bagi saya dan orang-orang di sekitar saya.

Masa karantina baru saja dimulai, dua hari lalu santri kerja bakti 2 jam membersihkan kamarnya sendiri, sedangkan guru-guru disebar berbagi tugas untuk membersihkan kantor, laboratorium, ruang komputer, dan lain-lain. Santri pun sibuk di asrama menjemur kasur selagi sinar matahari bersinar cerah. Untuk berolah raga, santri bebas melakukannya setiap sore.

Selain pemenuhan gizi seimbang, vitamin, dan lain-lain, setidaknya langkah kecil ini cukup berarti untuk para penghuni pesantren Al Kahfi, satu-satunya pesantren milik Pedesaan Nusantara peninggalan almarhum Haji Armansyah di Srogol, SPN Lido Bogor. 

Kemarin kerja bakti berjalan lancar pada jam pelajaran pertama sampai jam ketiga. Kemudian, kegiatan belajar-mengajar berjalan seperti biasa. Saya pun mengajar sampai setengah empat sore. 



Kerja bakti membersihkan sekitar pun dilakukan, bahkan hingga penyemprotan desinfektan juga diupayakan.



Saya agak lega, meskipun ada yang protes mengenai keputusan ini, tetapi tidak sedikit orang tua santri yang berada dalam perwalian saya mendukung keputusan ini hingga ada yang bersedia mengirimkan paket hand sanitizer, masker, dan alat pengukur suhu LED.

Saya pikir ada yang lebih berbahaya dari isu corona ini, yaitu penyebaran hoaks, kepanikan berlebihan hingga orang hilang akal memborong dan menimbun masker, dan sikap abai terhadap kesehatan diri sendiri. "Jangan lebay, tetapi jangan pula abai," pesan K.H. Yana Lukmanul Hakim, pimpinan pesantren Al Kahfi. Peduli pada sekitar, kalau ada yang sakit di rumah, segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan setempat.

Hari ini, sudah ada pengecekan suhu terhadap pegawai yang tinggal di luar Al Kahfi. Mereka harus mencuci tangan sebelum masuk. Informasi lainnya bisa dilihat di infografis berikut.




(Catatan Rosiana, Wali Kelas 12 IPA 4)

Sabtu, 14 Maret 2020

CUCI TANGAN YANG ASYIK SAMBIL BERNYANYI


Setelah adanya kasus virus corona, para dokter kreatif membuat konten-konten pembiasaan cuci tangan melalui media tik-tok. Tujuannya adalah promosi kesehatan agar masyarakat sadar kesehatan.



Nah, sekarang ada lagi cara cuci tangan sambil menyanyikan lagu favorit kita sendiri. Tidak perlu bingung menentukan liriknya, karena nanti dibantu oleh situs Wash Your Lyrics.

Situs yang dibuat oleh web developer berusia 17 tahun asal Inggris, William Gibson ini membuatkan poster tutorial cuci tangan berdasarkan lirik dari lagu favorit kita. Asyik, kan?

Caranya mudah sekali. Coba, deh!

1. Buka alamat situsnya di
https://washyourlyrics.com/

2. Ketik judul lagu favorit kamu beserta penyanyinya. Pastikan lirik lagunya terdapat di laman Genius.

3. Tekan tombol 'Generate'.

4. Setelah tampak hasil posternya, kita bisa unduh poster cuci tangan tersebut, dan membagikannya di media sosial.


Maukah kamu mencobanya?

Jumat, 13 Maret 2020

PEMERINTAH MENILAI TAK PERLU LOCKDOWN UNTUK PENANGANAN CORONA

Achmad Yurianto
Foto: Antara/Sigid Kurniawan


Presiden Joko Widodo memandang bahwa Indonesia tidak perlu melakukan lockdown seperti di luar negeri.

"Belum, belum berpikir ke arah sana," ujar Presiden Joko Widodo saat melakukan konferensi pers di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3/2020).

Jokowi bahkan mengapresiasi sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh kementerian dan lembaga dalam menangani penyebaran virus corona. Jokowi juga mengapresiasi daerah yang mampu memberikan edukasi dan monitoring yang baik kepada masyarakat mengenai Covid-19, serta puskesmas yang melakukan self monitoring.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengklaim Indonesia tidak perlu melakukan isolasi atau lockdown seperti Italia karena corona atau Covid-19. Beliau menjelaskan pemerintah saat ini sudah melakukan langkah pencegahan.

"Panic attack itu yang paling menghancurkan imunitas kita, jangan sampai paranoid, takut semua menurunkan imunitas kita, dan itu berbahaya," ungkap Terawan.

"Apa yang dibangun negara lain, negara yang mulai bangkit adalah membangun imunitas psikologis kita, teman-teman di negara lain mulai shoot optimistis sehingga imunitasnya naik," jelas Terawan. Peningkatan daya tahan tubuh lebih diutamakan dalam rangka pencegahan masuknya virus corona ke dalam tubuh.

Justru tindakan me-lockdown wilayah yang ditemukan kasus positif virus corona (Covid-19) memberi peluang penyebaran virus di wilayah itu sendiri. Hal ini diungkapkan Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).


(Belajar Menulis Teks Berita)

Kamis, 12 Maret 2020

SEPENGGAL KISAH DI RUANG CIPTA



Awal Januari, saya mengikuti kelas menulis cerpen yang di KGPJB atau Komunitas Guru Penulis Jawa Barat. Ternyata kelas yang saya ikuti tersebut tidak hanya diramaikan oleh guru-guru yang berdomisili di Jawa Barat, ada pula yang berasal dari luar Jawa Barat. Dari 190 orang itu, yang saya tahu hanya Bu Suzi dan Bu Wiwik, teman di MGMP SMA sekabupaten Bogor. 

Erni Wardhani selaku admin kelas kelas sekaligus guru di kelas itu, mengarahkan para peserta untuk menulis pentigraf atau cerpen tiga paragraf. Beliau memancing dengan melontarkan ide, kemudian peserta ditantang menulis sebuah paragraf pembuka. Kemudian peserta diminta mengembangkannya menjadi sebuah cerita bersambung. Ajaib, kegiatan ini seolah menjadi candu karena menyenangkan. Peserta melanjutkan kalimat dengan versinya masing-masing. Dari cerita yang awalnya biasa bisa jadi cerita misteri, cerita cinta, cerita anak, cerita lucu, dan cerita haru. Memang jadinya bukan cerpen tiga paragraf, tetapi bisa jadi cerbung! Latihan menulis yang merangsang daya khayal ini cukup menarik karena sudah pernah saya lakukan di dalam pembelajaran bahasa Indonesia saat mengajar di Al Kahfi.

Sesuatu yang baru memang betul-betul menarik dan menantang. Bukan jumlah kata yang menjadi patokan untuk menulis, tetapi jumlah paragraflah yang mesti dperhatikan. Pentigraf awalnya diperkenalkan oleh sastrawan dan akademikus dari Unesa, Dr. Tengsoe Tjahjono. Dinamakan pentigraf sebab syarat utamanya adalah terdiri dari tiga paragraf, tidak kurang dan tidak lebih.

Di kelas, yang lebih banyak berinteraksi dengan peserta adalah Bu Erni Wardhani, sedangkan Pak Prawiro Sudirjo selaku ketua KGPJB hanya memantau kegiatan ini. Bu Erni membimbing tiap peserta dalam dalam menyusun pentigraf. Bukannya hal yang mudah karena untuk orang yang terbiasa menulis panjang tentu akan kesulitan jika harus menulis tiga paragraf saja. Di situlah sebenarnya letak tantangannya!

Hari ini, saya menyaksikan dua pentigraf saya terselip di dalam buku yang berjudul "Sepenggal Kisah di Ruang Cipta". Dua cerpen itu berjudul "Ular!" berisi pengalaman saya sewaktu tahun baru dan yang satunya lagi berjudul "Terlambat" berisi kisah nyata tragis seorang bayi sewaktu saya menjadi pembimbing santri dalam kegiatan praktik pengenalan masyarakat 2019. Kurang lebih dua bulan proses yang dijalani semua peserta dari mulai menulis hingga dibimbing untuk memperbaiki tulisan. Walaupun tidak sedikit kendala yang dihadapi, tak ada gading yang tak marten, plesetan pribahasa ala Bu Erni yang cukup menghibur, saya tidak menyesal telah menjadi bagian dari KGPJB. Terima kasih, teman-teman kelas pentigraf, atas kebersamaan kita selama ini. Tunggu apa lagi, menulislah selagi sempat.



RESUME BUKU "JANGAN CUMA NGOMONG, MENULIS DONG!"


Judul: Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong!
ISBN: 978-602-53672-0-5
Pengarang: Zaenuddin HM
Ukuran: 17 x 24 cm
Tebal: 140 halaman
Tahun: 2019
Harga: Rp. 63.700

Buku yang berjudul Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong! terbitan Campustaka 2019 ini ditulis oleh Zaenuddin H.M. Beliau seorang jurnalis dan writerpreneur yang berpengalaman 25 tahun dalam jurnalistik dan tulis-menulis. Ada 35 buku multitema yang telah ditulisnya, di antaranya tentang motivasi, sejarah, dan biografi. Beliaulah orang pertama yang menulis buku biografi Jokowi. Selain itu, beliau menulis biografi Een Sukaesih, Abraham Samad, Welin Kusuma, dan Novel Baswedan. Kita dapat melihat keterangan buku ini di  https://campustakapenerbit.blogspot.com/2019/02/jangan-cuma-ngomong-menulis-dong.html?m=1

Buku yang memiliki 140 halaman dan dibanderol dengan harga 63 ribu rupiah ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama buku ini membahas proses kreatif seorang penulis dan saran-saran praktis bagi penulis. Berikut saran-saran yang ditulisnya. Ide dapat bersumber dari bacaan, pengalaman, dan buku catatan. Mulailah menulis dengan perasaan, jangan sambil mengedit, dan teruslah berlatih. Biasanya menulis saat malam ide lebih mengalir, jangan gunakan bahasa alay. 

Jika merasa jenuh justru itulah saat yang baik untuk menulis. Langsung menulis jangan sampai mood keburu hilang walau hanya ada mesin tik tua karena naskah adalah investasi penulis selagi bukan hasil plagiat. Nama pena tidak masalah, asalkan konsisten, jangan berganti-ganti nama. Tulisan-tulisan kita di medsos dapat digunakan sebagai media menulis, bergaul dengan penulis lainnya, dan publikasi karya. Gunakan medsos seperlunya.

Bagian kedua buku ini membahas secara singkat jenis-jenis tulisan, di antaranya adalah:

1. Puisi
Penulis puisi dipandang sebelah mata, tidak berpenghasilan, tetapi nyatanya sampai hari ini puisi masih tetap ditulis orang, media massa masih memuatnya.

 2.  Cerpen
Menulis cerpen memang tidak bisa untuk mencari nafkah, tetapi seperti menulis puisi, melahirkan karya semata. Lumayan bisa untuk uang jajan pelajar.

 3.  Cerbung
Ceritanya lebih panjang daripada cerpen. Caranya, perpanjang alurnya, tambahkan konflik, buat pembaca penasaran. Redaksi koran memuat cerbung dengan tujuan agar koran dibeli orang setiap hari. Penulisnya menjadi terkenal karena namanya terpajang di koran.

 4.  Humor
Berawal dari tradisi lisan berkembang menjadi tulisan, humor hadir di media massa. Ciptakan humor dari pengalaman pribadi atau kejadian fi masyarakat sebagai penawar stres. Kumpulkan bisa jadi buku.

 4.  Tata boga/kuliner
Kalau kita memilliki keahlian memasak, cilok goang, rendang, balado, dll. mulailah menuliskan resep dengan rinci. Tambahkan foto masakan yang sudah matang karena dapat menjadi daya tarik pembaca. Misalnya, menu Ramadhan, Lebaran, Natal, Tahun Baru, Imlek, masakan khas Sunda, dan sebagainya, lalu kita kirimkan resep itu ke koran/majalah.

 5.  Tata Rumah/Griya
Sejumlah koran dan majalah menyediakan ruang bagi tulisan jenis ini. Biasanya dimuat pada edisi akhir pekan dan hari Minggu. Sekalipun kita bukan arsitek, kita bisa mengulas dari segi lingkungan, budaya, sosial, dsb.

 6.  Artikel
Artikel yang kita tulis bisa macam-macam, bergantung pada kesukaan dan keahlian yang kita miliki. Misalnya, artikel yang memyangkut sosial, politik, kemanusiaan, kesehatan, narkoba, sukses mengelola keuangan keluarga, dll. Kirimkan artikel ke koran, majalah, atau media online.

 7.  Esai
Sepintas esai mirip artikel, tetapi penulis esai membahas suatu objek dengan sudut pandang penulis. Esai bisa mengenai apa saja, misal kritik terhadap tokoh atau pejabat pemerintah. Di koran esai biasanya disebut "kolom". Emha Ainun Nadjib biasa menulis esai sosial budaya.

 8.  Analisis
Tulisan analisis biasanya digarap oleh orang yang memiliki kepakaran di bidang tertentu, misal pengamat politik, sosiolog, psikolog, kriminolog, dan ahli lainnya.

 9.  Resensi Buku
Resensi mengulas kelebihan dan kekurangan buku. Keuntungan penulis resensi buku: wawasan bertambah, dapat honor, kalau dikirimkan ke penerbit biasanya penerbit mengirimkan buku baru gratis. Buku-buku itu nantinya bisa mengisi perpustakaan pribadi.

10. Resensi Film
Sebaiknya hanya film-film yang box-office atau yang laris saja yang diresensi karena itu akan banyak dicari calon penonton film. Dengan adanya resensi, seseorang bisa menentukan pilihan: menonton film atau diam di rumah. Resensi yang dimuat akan menghasilkan uang.

11. Resensi Pameran Lukisan
Tips sederhana, kita harus tahu hakikat tulisan, jenis-jenis lukisan, dan sejarah dunia seni lukis Indonesia maupun internasional.

12. Kritik Musik
Jadilah pengamat musik, ikuti perkembangan musik yang kita sukai. Kirimkan ke koran atau majalah.

13. Analisis Olahraga
Bacalah tabloid olah raga, pelajari gaya penyampaian dan istilah yang digunakan, kemudian cobalah menulis analisis sendiri 3-4 halaman. Lalu kirimkan ke tabloid olah raga.

14. Analisis mode
Wanita sangat cocok menjadi penulis mode. Bekali diri dengan pengetahuan dan istilah-istilahnya. Lengaki dengan foto-foto busana yang dapat mendukung tulisan.

15. Kisah perjalanan
Travel writer menulis di blog mereka. Sering update tulisan hingga menjadi favorit pembaca karena memuat objek wisata. Lengkapi tulisan dengan panduan, catat detail objek wisata baik tampilan, ukuran, keunggulan, maupun susana di sekitarnya. Wawancarai pula orang yang terkait dengan objek wisata untuk melengkapi bahan tulisan.

16. Naskah pidato
Presiden pun punya tim khusus penulis naskah pidatonya. Kita juga bisa mencoba menulis naskah pidato pejabat, menteri, wali kota, dan lain-lain. Tentu, kita harus dekat atau dikenal oleh orang-orang tersebut.

17. Makalah seminar
Kita dapat bekerja sama dengan tokoh penting, yang tidak sempat mempersiapkan makalahnya sendiri dengan cara membuka jasa penulisan makalah.

18. Naskah Iklan
Baca buku tentang Copy Writer, latihan membuat kata-kata kreatif dan tawarkan jasa kita ke biro-biro iklan, redaksi media massa cetak, elektronik, dan online. Yakinkan mereka bahwa kita orang yang ahli membuat naskah iklan.

19. Skenario Film-sinetron
Dunia sinetron Indonesia membutuhkan banyak skenario. Konon, untuk 1 episode sinetron dibayar 20-25 juta. Pekerjaan ini bisa dilakukan di mana saja, tidak perlu ngantor setiap hari.

20. Naskah drama
Kita harus aktif memgikuti dan mengamati perkembangan teater. Pelajari istilah-istilahnya (tentu berbeda dengan skenario film). Tawarkan ke sanggar-sangar teater.

21. Menulis novel
Baca teorinya dan baca novel-novel karya penulis terkenal. Awali dengan menulis novela dulu yang 10-15 halaman.

22. Buku Fiksi-Nonfiksi
Pelajari jenis-jenis buku lalu tulis. Kirim ke penerbit.

23. Buku Biografi
Biografi adalah buku yang memuat lengkap riwayat hidup seorang tokoh, dari kecil hingga dewasa, bahkan hingga kematiannya. Tokohnya bisa tokoh politik, sosial, ekonomi, budaya, hukum, agama, dan kemanusiaan. Biaya penulisan biografi sekitar 200ribu per halaman. Misal, 300 halaman maka penulis mendapat 60 juta rupiah.

Tunggu apa lagi? Cobalah menuliskan apa yang kita sukai dan apa yang kita kuasai. Menulislah setiap hari. Selamat menulis.

Rosiana Febriyanti

Rabu, 11 Maret 2020

MENULIS DI INSTASTORY

Insta story merupakan salah satu wadah yang dipakai oleh sebagian besar anak muda untuk mengunggah sesuatu. Hal tersebut dapat berupa video ataupun gambar. Karena instagram story, pengguna menjadi semakin sering untuk mengunggah konten pada instagram stories mereka.

Saat ini Instagram Story tidak hanya digunakan untuk mengunggah video dan foto terbaru saja, banyak pengguna yang memanfaatkan kepopuleran Instagram Story untuk mengekspresikan bakat, media untuk tanya jawab secara online, promosi, curhat, share kegiatan sehari-hari, bahkan mengungkapkan perasaan melalui lagu.

Menulis di Instastory sebenarnya sama saja dengan menulis di lembar word. Namun, tulisan spontan kadang tidak perlu judul, langsung kata-kata mengalir begitu saja. Sampai beberapa lembar dirasa cukup maka penulis mengakhiri tulisannya. Biasanya yang ditulis masih memiliki keterkaitan topik sehingga pembaca masih memiliki pemahaman yang sama dengan tujuan penulisnya. Misalnya, tulisan saya yang bertema zikrul maut atau mengingat mati ini.






Insta story juga dapat berisi informasi, misalnya tentang manfaat menulis. Misalnya seperti ini.




Kisah motivasi pun bisa dituangkan di Insta story seperti berikut.





Silakan berekspresi di Insta story, teman. Tinggalkan jejak-jejak digitalmu yang positif agar pembaca tertular semangatmu. Jadilah motivator untuk diri kita sendiri.


IRIANY, DUTA RUMAH BELAJAR DARI MALUKU



Awal menjadi Duta Rumah Belajar, Ibu Iriany, S. Pd., M. Pd. mengaku bukanlah hal yang disengaja. Beliau memperoleh informasi tentang Rumah Belajar, menulis di blog Pena Kemdikbud, dan pemilihan Duta Rumah Belajar Kemdikbud. Saat itu, beliau yang bertugas sebagai guru kimia di SMAN 2 Kota Ternate dan masih diberi tanggung jawab sebagai Lead Organizer di PGRI Maluku Utara, berkesempatan memperoleh diklat Menulis berbasis Multimedia dengan salah satu narasumbernya adalah Pak Ivan dari Pustekkom. 

Perlu diketahui bahwa Maluku Utara adalah pengguna Rumah Belajar yang paling sedikit pada tahun 2017- 2018. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi tentang Rumah Belajar. Di samping itu, kurangnya akses jaringan internet  merupakan kendala utama bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran berbasis TIK. Peserta yang mengikuti PembaTIk tahun 2017 hanya 4 orang dari jumlah guru 22.000 orang di Maluku Utara. Baru pada tahun 2018 peserta pembaTIk Maluku Utara bertambah 30 orang, termasuk beliau.

Syarat mengikuti Seleksi Duta Rumah Belajar setiap tahun itu berbeda-beda.
Pemilihan duta Rumah Belajar di mulai dari level 1 sampai level 4.

Pada level 1 ( level literasi) persiapan guru dalam mengikuti pembelajaran TIK berbasis online, kemudian dilanjutkan dengan ujian online.

Level 2 ( implementasi TIK). 
Pada level 2 guru menyiapkan kelas sebagai model implementasi pembelajaran berbasis TIk dengan cara yang inovatif dan divideokan.

Level 3 ( kreasi TIK). 
Pada level 3 guru merancang media, video atau bahan ajar yang kreatif dan dapat di-share ke teman-teman guru di tingkat kabupaten atau provinsi.

Level 4 ( Berbagi TIk)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi dan bimtek Rumah Belajar dan membantu para guru yang ingin belajar bersama Rumah Belajar. Setiap kegiatan tersebut dilaporkan ke media sosial, ditulis dalam bentuk artikel, poster, atau bisa juga dibuat penelitian tindakan di sekolah dan lain-lain.

Kegiatan pada level 4 ini guru akan diseleksi dari 35 provinsi (dari Bali ada 2 utusan) dan disaring kembali untuk dipilih Duta Terbaik, Duta Terinovasi dan Duta Terkreatif. Kemudian, setelah masuk ke level 4 maka guru akan diundang ke Jakarta sebagai finalis Duta Rumah Belajar provinsi masing-masing.

Pada sesi presentasi dan wawancara guru juga harus membawa karya terbaik dan diseminarkan. Guru bekerja mendampingi  guru dan siswa karena tugas sebagai duta Rumah Belajar adalah sebagai mitra Pusdatin (dulu Pustekkom) dalam melakukan pengembangan dan pendayagunaan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran di masing- masing provinsi, terutama Portal Rumah Belajar yang dapat di akses secara gratis.

Setelah beliau terpilih sebagai Duta Rumah Belajar maka beliau mulai menggiatkan Rumah Belajar provinsi Maluku Utara. Beliau memanfaatkan Rumah Belajar sebagai salah satu sumber belajarnya. Beliau memfokuskan perjuangannya  di daerah 3T. Kemudian guru memadukan dengan ide kreatif lainnya, misalkan model pembelajaran atau membuat konten video sampai viral.

Menulis pada blog Rumah Belajar relatif mudah, tinggal membuat akun rumah belajar menggunakan Play store. Kemudian jika jaringannya kurang bersahabat maka kita bisa menggunakan rumah belajar offline saja.

Beliau patut berbangga karena peserta didik beliau selalu langganan menjadi finalis LKIR LIPI, OPSI, dan seni. Beliau merasa terpanggil untuk membangun pendidikan di Maluku Utara terutama para guru di daerah 3T, khususnya.

Dari jumlah peserta pembaTIK tahun 2019  ( Pembelajaran berbasis TIK) yang diikuti guru, Maluku Utara berada pada posisi ke 35 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Biasanya di Indonesia ini rangking pendidikan hanya berada di Pulau Jawa dan Sumatra, sebagian di Sulawesi dan sangat sedikit di wilayah timur, seperti Papua dan Maluku Utara.
Sebagian besar guru di Maluku Utara masih belajar menggunakan TIk dan belum sampai ke tahap memanfaatkan TIK.

Kendala utama mereka adalah : 
1. Motivasi guru yang sulit keluar dari kebiasaan lamanya.
2. Jaringan internet dan listrik yang belum lengkap.
3. Pelatihan guru untuk bidang TIK masih kurang merata dan jarang.

Maluku Utara itu memiliki 1447 buah pulau. Dengan adanya Rumah Belajar ini sangat membantu para guru dan siswa untuk mulai literasi terhadap TIk dalam pembelajaran di kelasnya. Singkat cerita, dari peringkat ke-35 tadi beliau bisa membantu dan memfasilitasi belajar para guru di daerah 3T dan kota di provinsi sebanyak 1866 orang dan itu tanpa bantuan anggaran dari pemerintah  daerah alias gratis. Berkat kerja ikhlas tersebut beliau terpilih bersama duta Rumah Belajar terkreatif Jawa Tengah  untuk mewakili Indonesia ke Austarlia tahun 2019 kemarin.

Setelah belajar di Australia, kini beliau mengembangkan beberapa sekolah model Rumah Belajar daerah 3T dengan sistem pembelajaran  jarak jauh dan dapat diakses secara offline.

Sekarang beliau sedang mengikuti kegiatan BIMTEK RUMBEL di LPMP Sumbar. Mengingat sekarang ini sedang digalakkan penanaman pendidikan karakter beliau merasa pemakaian beberapa teknologi sudah mulai menepikan peran guru, beliau mengajak kita bergandeng tangan untuk mensukseskan merdeka belajar dengan melatih siswa kita belajar mandiri, baik melalui media maupun aplikasi online. Sebenarnya peran teknologi itu hanya sebagai alat, yang paling penting adalah guru sebagai penggerak teknologi tersebut yang menggunakan media. Guru tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi kalau dia mau belajar sepanjang hayat. Guru harus melek teknologi dulu agar keteladanan yang baik dapat diajarkan kepada peserta didik dengan bantuan teknologi tersebut.