Minggu, 08 Maret 2020

MENGISI TANGKI CINTA ANAK



Buku "Hypnotherapy for Children" karya Adi W. Gunawan ini membantu orang tua untuk belajar memahami teori tangki cinta anak. Ternyata, yang paling dibutuhkan seorang anak ialah rasa aman (security). Rasa aman ini akan tercapai ketika kebutuhan anak terpenuhi dari orang tuanya berupa perasaan dicintai tanpa syarat, perasaan dihargai, dan perasaan diterima.

Ketika ada kebutuhan yang tidak terpenuhi, anak akan bereaksi melalui “bahasa”nya, seperti menangis atau pada tingkat lanjut berupa penyimpangan perilaku seperti marah, berteriak, dsb.

Beberapa alasan terjadinya penyimpangan perilaku anak, yaitu:

1. Untuk mendapatkan perhatian orang tua. Saat anak marah-marah atau berguling-guling di lantai, dia sebenarnya mau berkata “Lihat aku. Aku minta perhatianmu."

2. Untuk mendapatkan kekuasaan dan mengalahkan orang tua. Dengan mendapat kekuasaan, anak bisa membuat orang tua memberikan apa yang ia inginkan.

3. Untuk membalas dendam dan menghukum orang tua yang menolak memberi anak perhatian atau yang memaksa anak menuruti kemauan mereka – misalnya dengan membuat malu orang tuanya di depan umum. Menjadi tidak produktif atau sakit dan memaksa orang tua merasa kasihan dan melayani anak. Contohnya, anak yang sering sakit-sakitan, atau yang prestasi akademiknya buruk.

Anak akan menggunakan cara-cara yang ia tahu paling mudah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, yaitu perasaan aman melalui cinta, penerimaan, penghargaan, dan pengakuan dalam keluarga.

Ketika anak tidak mendapatkan apa yang dibutuhkannya di rumah maka ia akan berusaha mendapatkannya di luar, dari sumber-sumber lain. Penggunaan hukuman atau pukulan untuk mengoreksi perilaku anak tidak akan efektif karena akan membuat anak merasa diabaikan.

Teori Tangki Cinta mengatakan bahwa dalam diri setiap anak terdapat tangki yang menerima, menampung dan menyimpan cinta, perasaan diri berharga, dan diterima, yang disebut Tangki Cinta.

Ada 2 buah Tangki Cinta, yaitu sebuah tangki yang hanya bisa diisi oleh ayah, dan satunya lagi oleh ibu. Tangki Cinta ini harus diisi setiap hari oleh ayah dan ibu karena pasti terjadi kebocoran. Kebocoran itu berupa pengalaman-pengalaman negatif yang dia terima, baik dari orang tua, maupun dari orang lain, misalnya anak diejek, dimarahi, perasaan malu, takut, tidak disayang, merasa tidak dicintai, tidak diterima, terancam, dsb.

Saat Tangki Cinta penuh, perilaku anak akan sangat baik. Anak merasa aman, merasa dicintai, diterima, dan dihargai. Terlebih lagi jika Tangki Cintanya “luber”, anak akan tenang, manis, bahagia, dan damai dengan dirinya sendiri. Namun, apabila Tangki Cinta kosong atau berada pada batas minimal, anak menjadi gelisah dan merasa tidak aman, dan anak akan meminta orang tua untuk mengisi Tangki Cintanya.

Tahap cara anak meminta orang tua mengisi Tangki Cintanya, yaitu:

1. Anak akan meminta baik-baik. Jika anak sudah bisa berkomunikasi dengan lancar, ia akan menyampaikan perasaannya ke orang tua.

2. Anak menjadi lebih manja, minta ditemani, atau hal lainnya. Anak akan berulah melakukan hal yang membuat orang tuanya marah, seperti mogok sekolah, tidak mau mengerjakan PR, tidak mau mandi, dsb. Karena ketika orang tua marah, sebenarnya orang tua sangat fokus dan memberikan “perhatian” pada anak.

Tindakan yang anak lakukan untuk mendapatkan perhatian atau cinta orang tuanya bila diulang-ulang akan menjadi perilaku. Anak akan mencoba berbagai cara, hingga akhirnya dia tahu mana cara yang paling efektif untuk mendapat apa yang dia inginkan. Jika cara tersebut diulang-ulang oleh anak maka akan menjadi perilakunya, dan lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan karakter anak yang akan memengaruhinya sampai ia dewasa nanti.

Cara mengisi Tangki Cinta dengan Lima Bahasa Cinta, yaitu:

1. Melalui waktu yang berkualitas, tetapi harus disertai kuantitas yang cukup dan kedekatan emosi antara orang tua dan anak.

2. Melalui kata-kata positif atau pujian dan dukungan. Pujilah anak dengan tulus dan spesifik, jangan  sekadar “Bagus”, “Baik”, dan “Pintar”. Perjelas apa yang bagus dari tindakan anak.

 3.  Melalui sentuhan fisik berupa pelukan sayang, ciuman, belaian, atau elusan.

4. Melalui pelayanan dalam batas yang wajar, seperti menyiapkan air hangat, membantu mengerjakan PR, membuatkan minuman, dan hal-hal yang tidak bisa anak lakukan sendiri. Akan tetapi, bukan berarti orang tua menjadi pembantu si anak.

5. Melalui pemberian hadiah. Tidak harus hadiah itu berupa barang mahal, tetapi bisa berupa barang kecil yang anak sukai, seperti makanan, buku, dsb.
Selain itu, lakukan juga melalui:

- Tatapan mata. Tatap mata anak dengan lembut saat berkomunikasi dengan anak dan posisikan diri orang tua sejajar dengan anak.

- Sentuhan fisik berupa elusan di kepala, tepukan di punggung atau pundak, pelukan sayang, gandengan tangan saat berjalan.

- Perhatian yang terpusat. Jika kita memiliki lebih dari satu anak, luangkan waktu untuk berjalan-jalan hanya bersama satu anak saja tanpa dengan anak lainnya secara bergantian.

- Kenali apa bahasa cinta yang paling anak suka. Caranya dengan memperhatikan apa yang anak ucapkan atau lakukan saat mengungkapkan perasaan sayangnya kepada orang di sekitarnya. Perhatikan apa yang paling sering anak minta dari orang tuanya, misalnya minta ditemani, minta dipuji, dsb.

Sebenarnya tidak ada yang salah dan tidak normal pada diri setiap anak. Masalah yang terjadi pada diri anak adalah hasil dari sistem yang berjalan dalam keluarga. Orang tua perlu peka dan selalu melakukan introspeksi diri, “kalau anak saya bermasalah, salah satu penyebabnya adalah saya.” Masalah muncul karena ada kebutuhan psikis yang tidak terpenuhi.

Anak tidak bisa memprotes atau tidak tahu cara meminta orang tua untuk memenuhi kebutuhan itu sehingga yang terjadi adalah perubahan perilaku anak yang semakin lama semakin menyimpang. Jadi, kalau sampai anak bermasalah, yang harus orang tua tanyakan kepada dirinya sendiri adalah, “Apa yang benar dengan anak saya? Apa kebutuhan anak yang belum saya penuhi?” Ketika anak bermasalah, sebetulnya orang tuanyalah yang bermasalah sehingga anak yang terkena imbasnya.


Demikian beberapa bagian penting yang dapat saya tulis dari buku tersebut. Semoga bermanfaat.

12 komentar:

  1. Selalu ada cinta dan buku yg dituliskan. https://youtu.be/j6mVu59HhgQ

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Saya tuliskan kembali apa yang pernah saya baca agar tidak hilang kebermanfaatannya tidak hilang lalu saya bagikan ke teman-teman.

      Hapus
    2. Iya saya juga begitu krn kontens tilisannya dr share omjay sangat bagus dan bermanfaat bagi banyak orang

      Hapus
  3. Tangki cinta berarti sumbernya cinta masyaAllah anak akan sangat bahagia merasakan cinta full dari emaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita bisa mengisi ful tangki cinta anak kita, meskipun mungkin kitanya innerchild, pernah mengalami peristiwa traumatik waktu kecil.

      Hapus