Minggu, 01 Maret 2020

SRI YAMINI CEGAH SAKIT KEPALA DAN PIKUN DENGAN MENULIS

Sri Yamini


Ibu Sri Yamini telah membuktikan sejak menulis pada 2016 sampai saat ini beliau jarang terkena sakit kepala. Beliau belajar menulis karena melihat sebuah buku di akun fb hasil tulisan dari Master Dr. Idris Apandi, M.Pd, Widyaiswara LPMP Jawa Barat yang berjudul "Saya Guru Saya Bisa Menulis".

Awal Januari 2016 beliau mengikuti workshop menulis artikel dan PTK di KBB Padalarang bersama Master Idris Apandi dan Pak Cece Sutia. Karena penasaran bagaimana cara menulis itu beliau mengikuti pelatihan menulis di LPMP Jawa Barat dan menghasil sebuah buku antalogi berjudul " Guru Menyemai Benih Literasi (Sebuah Karya Para Guru Pembelajar) yang diikuti guru-guru dari Jawa Barat, bahkan ada pula guru dari Yogyakarta. Itulah buku perdana yang beliau tulis. Beliau bertemu dengan Erni Wardhani, guru SMK dari Cianjur, Bu Ade guru SMP dari Cianjur, dkk.

Karena penasaran ingin bisa menulis, beliau lalu mengikuti pelatihan menulis dengan tema Sagusaku (Satu Guru Satu Buku) bertempat di P4TK IPA Bandung. Buku beliau yang kedua dihasilkan dari pelatihan Sagusaku (Satu Guru Satu Buku). Di sinilah beliau tertantang harus bisa menulis buku sendiri dan buku antalogi.

Pada akhir bulan Desember 2016- awal Januari 2017 beliau mengikuti pelatihan di grup TWC Batch 6 bersama Pak Wijayakusuma, Pak Namin guru SD Muh Cileungsi,⁩ dkk. Lalu beliau bertemu dengan Bu Nuraeni di wisma UNJ. Hasil dari workshop menulis buku adalah buku antalogi berjudul "Bukan Guru Biasa".

Tidak sampai di situ, beliau lalu mengikuti pelatihan menulis Sagusaku bersama IGI Cimahi dan IGI Surabaya. Selain itu, beliau juga bergabung di grup KPLJ (Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat). Kebetulan beliau pengurus untuk wilayah Bandung. Lanjut lagi menulis buku secara online karena para pengurus dan anggota kebanyakan berasal dari luar daerah. Jadi, mengadakan pelatihan online.

Menulis telah menjadi hobi beliau walaupun memiliki banyak tugas dari sekolah. Beliau selalu mengikuti pelatihan, kadang-kadang ikut pula pelatihan yang tatap muka. Sekali-kali kopdar (bertemu) dengan teman-teman dan pengurus lainnya. Setelah bertemu dengan teman-teman. Perasaan beliau  sangat senang karena memiliki hobi yang sama, menulis.

Petualangan beliau dalam menulis berlanjut dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh grup KGPJB (Komunitas Guru Penulis Jawa Barat). Di grup tersebut beliau mengasuh grup menulis untuk SD dari kelas 4-6. Ternyata anak-anak sangat antusias. Para anggotanya bukan saja berasal dari Jawa Barat melainkan ada juga yang dari luar Jawa Barat.








Selain itu, beliau mengikuti pelatihan menulis bersama Master Adhan Chainago asal Solok, Sumatra di Grup Komunitas Guru Masa Depan di grup AWC Batch 2 (Adhan Writing Camp Batch 2). Pesertanya dari seluruh guru-guru se-Indonesia. Buku tersebut buku karya tunggal yang kedua selain Sagusaku.

Petualangan menulis beliau selanjutnya merambah ke wilayah Bogor. Beliau mengikuti pelatihan menulis di grup PIPP ( Pendidik Indonesia Pelopor Perubahan) bersama Bu Nina dan Bu Nanda dari Bogor. Selain buku-buku tersebut, masih ada lagi yang sedang dicetak oleh penerbit yaitu:

1.Tokoh Pendidikan Dunia jilid 1 dan jilid 2 dari grup KGPJB 

2.Kumpulan menulis puisi akrostik Grup KGPJB Wilayah Tasikmalaya 

3. Buku kumpulan puisi, pantun, cerpen antalogi dari grup Menulis SD kelas 4-6 KGPJB (sebagai editor/kurator ) 

4.Buku Mengenal tingkah laku manusia dengan Grafologi KGPJB 
dll.

Menulis baginya sangat menyenangkan. Apalagi ada tema yang sangat disukai, pasti proses menulisnya menjadi lancar. Apa yang dikatakan Pak Wijayakusuma mengenai "Menulis setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi" sangat benar. Itulah yang beliau rasakan. 

Dari buku-buku yang beliau pesan dari penerbit, semuanya belum pernah beliau jual. Beliau menulis hanya ingin mengumpulkan ide-ide tulisan tersebut sebagai arsip. Pernah juga bertukar buku dengan teman untuk saling berbagi pengalaman. Mungkin dari pengalaman orang lain bisa jadi sebuah ide yang ingin ditulis dengan versi kita sendiri.

Menurutnya, kalau kita ingin bisa menulis harus rajin membaca buku karya orang lain/karya penulis ternama. Dari pembaca buku tersebut ada sesuatu yang akan masuk ke dalam ide-ide kita. Mengapa harus banyak membaca buku? Tujuannya untuk meningkatkan pembendaharaan kata serta kalimat supaya lebih baik dan sesuai dengan EYD/Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Beliau lebih suka membeli buku-buku karya orang lain, selain membaca buku di perpustakaan atau di google.

Selama belajar menulis, beliau sendiri guru asal Bandung, tetapi beliau tetap bersemangat ingin bisa menulis. Walaupun tempat pelatihannya jauh tetap dikejar, yang terpenting suami dan anak-anak mengijinkannya untuk berangkat ke tempat jauh.

Di grup "Menulis Bersama Om Jay" kebanyakan narasumbernya adalah trainer yang luar biasa dengan berbagai prestasi hasil lomba. Berbeda dengan dirinya sewaktu muda kurang update informasi mengenai lomba. Kalau ada informasi dari kepala sekolah beliau hanya coba membuat PTK untuk lomba gurpres, dll. Akan tetapi, beliau tidak tahu informasi selanjutnya, hanya tahu pengumuman pemenangnya.

Lalu bagaimana cara beliau mengelola waktu antara belajar dan mengajar? Beliau mengatur waktu, misalnya belajar pada saat istirahat di sekolah, di rumah saat sudah bangun subuh, selain melaksanakan sholat sunat, beliau membuka hp/laptop sampai pukul 05.00 sisa waktu sebelum ke dapur. Beliau juga meluangkan waktu untuk bangun pukul 02.00/03.00.

Suami dan anak-anak selalu mendukung karena sebelum berangkat beliau sudah menyiapkan makanan, bekal anak sekolah, dan kebutuhan lain-lainnya. Kebetulan suami masuk kerja pukul 07.00-19.00, kalau ada kerja malam pukul 19.00-08.00 pagi, kadang-kadang suami dinas ke luar kota/keluar provinsi sekitar 1-2 minggu. Jadi, sewaktu suami dinas beliau mempergunakan waktu setelah anak-anak mengerjakan PR. Mulai pukul 21.00-24.00 bangun pukul 02.00/03.00 pagi. 

Mengenai biaya pelatihan beliau menggunakan uang sertifikasi. Uang sertifikasi selain digunakan untuk biaya sekolah dan kuliah anak-anak, beliau gunakan untuk membeli ATK, komputer/laptop.

Mengapa menulis membuatnya tidak sakit kepala? Karena selama belajar menulis sampai saat ini beliau merasakan isi kepala terasa ringan karena curahan hati keluar begitu saja, beban dalam hati terasa plong/terbebas dari beban yang berat seperti kita mengangkat batu yang besar. Sejak belajar menulis, tahun 2016-saat ini tahun 2020, buku yang sudah diterbitkan 2 buku karya tunggal dan 13 buku antalogi, total semuanya ada 15 buku.

Simpulan dari materi malam ini adalah:

1. Jangan berhenti belajar dalam mencari ilmu

2. Jangan merasa puas dengan hasil kerja kita yang diperoleh, tetapi harus lebih semangat lagi dalam mencari ilmu 

3.Dengan menulis terasa beban yang ada dlm hati terasa ringan/plong.

4. Menulis merupakan suatu hiburan /hobi/refresing otak dengan kegiatan rutinis yang sangat menyita waktu. 

Semoga menginspirasi.

7 komentar:

  1. Trimks... Bu Rosiana,resumenya keren sekilat petir mantap dan hebring

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Bunda Sri Yamini. Ibu juga mantaaaap dan hebring.

      Hapus
  2. Sagusabu (satu guru satu buku)
    PIPP tempat pelatihanku juga Bu
    Kita ternyata teman di pelatihan...

    BalasHapus
  3. Sagusabu (satu guru satu buku)
    PIPP tempat pelatihanku juga Bu
    Kita ternyata teman di pelatihan...

    BalasHapus