Sabtu, 07 Maret 2020

ROSIANAFE: KIAT MENULIS DI MEDSOS, MENULIS ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN


Saya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Akan tetapi, mengapa Allah baik sekali pada saya?Ah, semoga saja... saya bisa istiqamah dalam menulis dan husnul khotimah sebaik-baik pamungkas usia saya kelak.

Siang kemarin saya memenuhi undangan dari Bu Lutfiah, guru penggerak literasi di SMPN 2 Ciawi untuk menyampaikan kiat-kiat menulis di media sosial, menulis itu mudah dan menyenangkan. Kegiatan itu dihadiri Bu Lutfiah, Bu Irna (guru penggerak literasi sebelumnya) sebagai moderator dan sekitar 30-an siswa perwakilan kelas 7, 8, dan sembilan. Di ruangan aula yang tidak begitu besar, letaknya di lantai dua sekolah itu, mereka duduk dengan teratur di atas kursinya masing-masing. Udara panas menandakan akan turun hujan pun telah biasa kita rasakan sebagai sesama orang Bogor.

Setelah Bu Irna mempersilakan saya untuk bicara, barulah saya mempresentasikan topik yang dianggap menarik untuk remaja. Lantas, sayapun menjelaskan mengapa kita bisa saja dan akhirnya terbiasa menulis di media sosial.



Remaja ibarat kertas putih yang baru melek media sosial. Semoga Allah melindungi kita dari keburukannya dan bisa mewarnainya dengan tulisan-tulisan yang baik lagi mencerahkan pembacanya. Saya pun mengharapkan anak-anak saya kelak, santri-santri atau alumni di pesantren tempat saya mengajar, ada yang mampir lalu tergerak untuk membaca tulisan ini sehingga tidak bingung topik apa yang mau mereka tulis.

Untuk memulai menulis dibutuhkan niat dan usaha yang terus-menerus. Jangan takut salah ejaan karena proses editing dapat dilakukan belakangan. Biarkan tulisan mengalirkan ide di kepala. Biasakan menulis setiap hari walaupun hanya beberapa kata. Pilih topik yang kita sukai dan kuasai karena biasanya  itu akan lebih mudah dituangkan dalam bentuk tulisan.

Hindari tulisan yang menyinggung  perasaan orang lain karena kita bisa terkena hukuman pidana.


Usai menjelaskan manfaat menulis, saya pun menjelaskan secara singkat langkah-langkah menulis di wattpad, instagram, serta contoh orang yang mengawali kepopulerannya dari menulis di blog, twitter, facebook, dan instagram. 

Lalu muncul pertanyaan dari seorang siswa, bagaimana apabila ide menulis sedang mentok dan bingung mau menulis apa. Saya sarankan agar ia jalan-jalan. Tidak harus jalan-jalan ke tempat wisata yang jauh, ke tempat terdekat juga bisa asalkan kita menjadi orang pertama yang menulis hal unik yang belum orang lain ketahui dari tempat tersebut. Selain itu, bisa juga ide muncul dari menonton film. Bahkan ada juga penulis yang mengaku mendapatkan idenya saat berada di dalam (maaf) WC. Kalau kita mengalami hal yang sama saya sarankan agar kita buru-buru keluar agar tidak beeteman dengan jin. Hehehe. Kemudian catat ide tadi sebelum menguap. Simpan saja sebagai tabungan ide yang bisa kembangkan kapan kita sempat. Dengan demikian, kita bisa belajar konsisten dengan menjadwalkan setiap hari pada jam-jam tertentu untuk menulis.

Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, jalan-jalan tidak harus ke tempat wisata atau ke mal, bisa juga cuma ke klinik/puskesmas lalu ikut antre saja di depannya. Saat kebetulan melihat orang dengan segala sifatnya yang unik, buru-buru ditandai eh...dicatat ciri-ciri fisiknya. Kalau kita punya sedikit keberanian, ajak berkenalan deh. Namanya siapa, orang mana? Siapa tau jodoh eh ... siapa tahu dia bisa menjadi calon tokoh utama calon buku kita nanti.

List saja di buku notes kecil (atau ada folder khusus di komputer kita) daftar nama orang Sunda, daftar nama orang Jawa, dan dari suku lainnya sehingga kita punya tabungan nama-nama tokoh berikut karakter, gambaran fisik, dan kebiasaannya yang unik-unik.

Ada siswa yang bertanya pada saya, "Kata teman tulisan saya bagus, tapi tetap saja kurang percaya diri. Caranya bagaimana?"
Kemudian saya menyarankan agar memperbanyak kenalan. Persis dengan apa yang saya lakukan saat ini, berkenalan dengan Bu Lutfiah adalah salah satu takdir Allah yang patut saya syukuri.

"Nih, satu orang gak pedean tambah satu orang ga pedean lama-lama jadi pede juga karena ramean, kan? Jangan pernah remehkan cerita tanggung, siapa tahu kalau dikirim ke penerbit bisa kayak Hafalan Surat Delisa- nya Tere Liye," saran saya pada siswa itu.

Setelah itu saya memberikan games menyusun 10 kata menjadi cerita sangat pendek. Syukurlah, mereka semangat walau harus mengorbankan waktu yang semestinya setiap Jumat mereka bisa pulang cepat. Satu per satu mereka membacakan hasil karangan singkat itu. Semoga dari games tadi bisa menantang mereka untuk menulis lebih kreatif lagi.

Saat azan Asar berkumandang, kegiatan yang dimulai sejak pukul satu siang itu berakhir. Itu artinya, tulisan ini juga harus selesai ditulis. Tulisan ini saya buat usai menyusun soal try out mandiri untuk Senin depan.  Ya Allah lancarkan kegiatan saya hari ini.

10 komentar:

  1. Semakin lancar tulisannya dan enak sekali dibaca

    BalasHapus
  2. Terima kasih, Om Jay, ilmunya sangat berguna.

    BalasHapus
  3. Senang membaca tulisan ibu Rosiana ini bisa jadi motivasi saya untuk selalu menulis. Saat ini saya masih pemula, kalimat yang ditulis masih kaku jauh dari seni menulis. Bahkan letak tanda titik dan koma kurang tepat. Semoga dengan selalu membaca tulisan-tulisan hebat seperti ini menjadi tambahan ilmu buat saya. Terima kasih bu
    Salam kenal dari saya Rosmalinda Aziz
    Guru Matematika di SMPN 1 Kundur Barat Karimun Kepri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu Rosma, eh...nama kita mirip. Semangat ya Bu.

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama buk. Eh iya sama-sama ada Ros nya. Btw bukan kak Ros upin ipin ya buk😊. Iya buk In Sha Allah selalu bersemangat. Doakan saya bisa menghasilkan tulisan yang bagus juga seperti ibu.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus