Rabu, 04 Maret 2020

KRITIK SOSIAL DALAM 8 BANYOLAN SUNDA BERTEMA CORONA

Ilustrasi Teh So Fun
dan Ceu Santuy

Kemarin, seharian penuh grup What's App dipenuhi berita tentang pandemi virus corona. Dari berbagai tulisan itu saya tertantang untuk mencoba menulis. Puisi bahasa Sunda pernah saya tulis, lalu apa ya, yang belum pernah saya tulis?Kemudian muncullah ide menulis banyolan bahasa Sunda meskipun dengan bahasa Sunda saya yang pas-pasan. Akhirnya, jadilah delapan cerita banyolan Sunda yang bertema corona. 

Kedelapan cerita itu hanya diisi percakapan dua wanita Sunda di sebuah kampung, yaitu Teh So Fun (Sopan) dan Ceu Santuy (Santui). Teh So Fun selalu update berita karena rajin memantau grup What's App Mak Hebring tetapi suka berutang, termasuk kepada Ceu Santuy adalah pemilik warung sayuran kecil.


1. Iklasin We

"Irup pas-pasan, loba utang, ditambihan deui aya pirus korona. Da abi sakit teu sembuh-sembuh," ceuk Teh So Fun.
"Tong loba pikiran atuh, Teh. Mati karna loba utang lebih merana daripada mati karna korona," ceuk Ceu Santuy bijak.
"Maksadnya Eceu iklasin utang abi kitu? Nuhun, ya, Ceu. Eceu teh..." ceuk Teh So Fun terharu.
"Eh, mayar atuh, Teh So Fun kan punya kaluarga," potong Ceu Santuy bari senyum.




2. Sambel Penangkal

"Huashiiiih! Alhamdulillah..."
Ceu Santuy ngelap idungnya yang baseuh kena ingus.
"Yarhamukillaah. Ati-ati, tong meperin ingus ka sembarang tempat! ceuk Teh So Fun.
"Nuhun, abi ngarti. Eta kunaon baju Eceu belepotan sambel kitu?" tanya Ceu Santuy heran.
"Sengaja, biar pirus korona pada mati kena sambel," ceuk Teh So Fun cengengesan.


3. Takut




"Di negri ini ketakutan kolektif lebih ditanggapi secara santai daripada ketakutan individu."
"Ceuk saha eta?"
Teh So Fun dan Ceu Santuy cengengesan bari nyeseuh.


4. Merana

"Motor anak saya dibegal semalem, Ceu." Teh So Fun ceurik.
"Tenang, masih ada yang lebih merana dari kamu," ceuk Ceu Santuy.
"Saha?"
"Community rondo merana, ceunah," jawab Teh So Fun bari garuk-garuk kepala.



5. Berburu Masker

"Ari Teteh jualan masker, teu?" tanya Teh So Fun di depan warung.
"Henteu, aya juga jengkol, wortel, boncis, samaa jajanan murangkalih..." ceuk Ceu Santuy.
"Kurang apdet si Eceu mah, sekarang masker lebih mahal karna langka!" ceuk Teh So Fun.
"Sekedap, maksad Teteh nu iyeu, lain?"
Ceu Santuy nunjuk masker bengkoang.



6. Panik 

"Gawat, Ceu, gawat! Dua orang di Depok kena pirus korona, " ceuk Teh So Fun kuatir.
"Tong panik kitu, palingan mah di kampung kita kenanya pirus lupa," ceuk Ceu Santuy.
"Lupa naon?" tanya Teh So Fun.
"Lupa mayar utang," ceuk Ceu Santuy bari kipasan.



7. Jamu Naek Kelas

"Teh, aya jahe, koneng, temulawak, sareng cikur, teu?" tanya Teh So Fun sumangat.
"Ayaaa, mau meuli braha kilo?" ceuk Ceu Santuy
"Abi borong, Teh! Mau alih propesi dagang jamu ah. Jamu naek kelas, Ceu!" ceuk Teh So Fun.
"Utang deui?" sindir Ceu Santuy.
"Biasaaaa," sahut Teh So Fun santai.



8. Konspirasi 

"No'ongan grup WA Mak Hebring, aya berita pirus korona konspirasi Cina ceunah," ceuk Teh So Fun.
"Ah, masa?" ceuk Ceu Santuy bari nyisir rambutnya.
"Eta mah taktik dagang Cina biar bisa jual paksin," tambih Teh So Fun.
"Bisa jadi hoaks, Teh, " ceuk Ceu Santuy.
"Tapi, Ceu, Endonesa mampu teu, meuli paksin korona?" tanya Teh So Fun.
"Bisa! Paling utang deui," sahut Ceu Santuy bari ngemil kuaci.



Dari kedelapan cerita tersebut ada kritik sosial kehidupan pedesaan yang tidak dapat menghindari serangan hoaks dari grup What's App. Hobi mengobrol di warung juga merupakan budaya khas orang Indonesia. Cerita ini menampilkan kritik sosial yang dilontarkan Ceu Santuy agar menghindari berita bohong dari kebiasaan mengobrol, baik secara lisan maupun tulisan di grup What's App. Ceu Santuy juga sering mengingatkan Teh So Fun untuk fokus melunasi utangnya. Teh So Fun juga mengingatkan Ceu Santuy agar tidak membuang ingus sembarangan. Nah, budaya saling mengingatkan inilah yang harus kita kembangkan tanpa ada salah satu pihak yang merasa tersinggung. Masing-masing merasa memiliki tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitarnya.

Terakhir, izinkan saya untuk berpantun.

Pohon rambutan cabangnya patah
Angin bertiup kencang sekali
Maaf jika ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati

Burung dara burung merpati
Saling mendekat karena ada kesamaan
Banyolan bukan tanda tidak simpati
Tapi untuk saling mengingatkan

Emas raja disimpan dalam peti
Hulubalang teriak suaranya lantang
Kematian tidak harus ditakuti
Takutlah mati meninggalkan utang

Tambihan deui nya, simak video Aa Gym nu adeeem pisan, resep ka hate. Semoga kita mati dalam keadaan husnul khotimah.



Wasalam,
Rosianafe


Tidak ada komentar:

Posting Komentar