Senin, 30 November 2020

CERPEN ANAK KECIL DENGAN BENDERA KECILNYA

Sumber: Instagram @fotokitaid


Di ujung jalan desa, tampak sebuah gubuk reot yang hanya dihuni oleh seorang anak laki-laki berusia 6 tahun berkaos putih dengan celana hitam pendek tanpa alas kaki berlari kecil dari luar rumah. Kemudian mendekati kakek berusia 73 tahun, memakai kaos bergambar salah satu lambang partai dan bulan sabit kembar, bercelana pendek abu-abu sedang mengayam tikar pandan. 


Anak kecil tiba-tiba mendekati kakeknya. Sambil berjongkok dan meletakkan kedua tangan mungilnya di atas kaki sang kakek, ia bertanya, "Kek, ramai sekali orang bercerita tentang penistaan agama tahun 2016. Waktu ada penistaan agama, ayahku ada di mana?"

Sang kakek mengatur napasnya kemudian menjawab pertanyaan cucu tercintanya, "Tanggal 4 November, ayahmu ikut dalam aksi menentangnya. Sayang, tubuhnya terkena tembak peluru tajam sehingga ia harus meninggalkan kita semua, Cu."

Anak itu berkata dengan bangga, "Saya bangga pada ayah, ayah gugur sebagai orang yang membela agama, tidak seperti ayah-ayah yang diam saja. Kakek, kakek ikut gak?"

Sang kekek menjawab, "Kakek, nenek, ayahmu, dan ibumu yang sedang mengandungmu juga ikut, bahkan kita semua pada tanggal 2 Desember berjalan kaki dari Ciamis ke Jakarta untuk mendoakan bangsa kita."

"Saat itu, pamanmu yang kakinya cacat juga memaksa ikut berjalan kaki bersama santri-santri lainnya, " lanjut kakek itu.


Tiba-tiba, anak itu berdiri di atas bale-bale bambu seraya berseru dengan lantang, "Aku, anak seorang pejuang Islam, akan pergi ke istana negara dengan berjalan kaki. Kuusung bendera merah putih dan akan menjadi pemimpin bangsa ini. Kubela Islam agar tegak di bumi Indonesia!" Anak itu berlari keliling kampung sambil membawa bendera merah putih kecil yang dibuat sendiri dari bilah bambu dan kertas origami.


Sang kakek tertegun, ia tak menyangka, cucunya itu mewarisi sifat-sifat sang ayah. Ia seperti melihat anaknya hidup kembali. 


Rosiana Febriyanti

30 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar