Kamis, 25 Februari 2021

Mempertahankan Usaha di Situasi Sulit

 

Ketulusan kunci sukses

Sejak dulu, saya kagum dengan orang yang tekun dalam usahanya. Bakat saja tidak cukup, harus diiringi dengan ketekunan, ketulusan menjaga silaturahmi, kemauan untuk saling menjaga kepercayaan, kekonsistenan dalam menjaga kualitas produk, keinginan terus maju, dan hal-hal baik lainnya. 


Seorang pebisnis atau pemilik perusahaan tidak harus menangani langsung perusahaannya. Setelah konsepnya jelas, ia bisa membagikan ide-idenya ke bawahan saat rapat. Rapat pun tak perlu resmi, bisa sambil makan di warung mi ayam atau di kedai kopi. Kemudian ia bisa menunjuk orang kepercayaannya sebagai kepala toko, yaitu orang yang setia dan punya kemauan keras. Atasan menunjukkan kepada bawahan mengenai cara menjalankan toko, memberi buku-buku yang wajib dibaca, menularkan cara bekerja, memberi pelatihan menyapa pelanggan, memberi seragam karyawan yang bersih dan layak, melatih cara berbicara dan bersikap yang sopan, serta bagaimana mengatasi masalah jika ada keluhan dari pelanggan.


Pemilik perusahan gemar melakukan survei ke toko lain untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan tokonya sendiri. Meskipun tokonya ramai, tentu akan lebih ramai jika ia menyediakan lahan parkir yang nyaman bagi pelanggannya. 


Saat membuka toko, ia mengadakan acara diskon yang ternyata probabilitas/kemungkinan penghasilan yang didapat ternyata tidak membuat toko rugi. Bahkan, harganya juga masih cukup wajar, sehingga tidak merusak harga pasar. Saat ada pelanggan yang mencoba menipu membuat kupon voucher, ia memiliki trik agar kuponnya tidak dapat dipalsukan. Selain itu, ia juga memiliki tenaga akunting yang cermat untuk menghitung pendapatan dan pengeluaran yang tertib dengan menggunakan ilmu akuntansi dan tabel neraca yang baik.


Untuk menjaga kualitas produk yang dijualnya, ia harus rajin berinovasi dan disukai pembeli. Misalnya, pemilik pabrik sekaligus pemilik toko kain sutra harus terus berinovasi menciptakan warna baru yang indah agar disukai pembeli. Survei harga bahan, survei biaya distribusi, dan survei hobi/kemauan pelanggan. 


Terhadap saingan bisnis, ia tidak hanya berpikir untuk mengalahkan, tetapi juga berbagi ilmu akuntansi, ilmu berhitung, bahkan sampai memberikan buku untuk membesarkan perusahaannya. Mengajak saingannya untuk maju bersama. Hal ini menunjukkan pentingnya membangun relasi bisnis yang baik hingga tercipta jaringan kerja yang luas.


Selain itu, jika pengusaha terbiasa membangun hubungan yang baik dengan setiap orang, walaupun sekadar bermain catur atau menjalankan hobi lainnya ternyata berguna untuk masa depan. Ketulusan inilah yang kelak menolong saat ia berada dalam kesulitan. 


Luwes bergaul dengan pejabat, usaha bisa maju karena pejabat itu bisa membantu tanpa diminta. Luwes bergaul dengan preman, usaha bisa lancar karena preman lebih mementingkan solidaritas pertemanan, suatu saat bisa menolong jika pengusaha itu sedang diancam musuh bisnisnya


Kebaikan yang tidak pandang bulu inilah yang menyelamatkan diri, keluarga, dan perusahaannya kelak. Tentunya, ada negosiasi-negosiasi dengan pertimbangan yang tepat sewaktu rapat dilakukan sehingga menghasilkan win-win solution (solusi bersama yang saling menguntungkan kedua belah pihak).


Saat usaha andalan keluarga sedang lesu maka bukan aib untuk beralih ke bidang usaha lainnya yang lebih stabil. Misalnya, saat usaha kain sutera sedang lesu karena situasi negara kacau (perang) maka ia beralih ke usaha telur pindang yang risiko kerugiannya tidak terlalu besar. Usaha telur pindangnya dijalankan seperti restoran yang harganya juga terjangkau untuk semua kalangan. 


Ketika situasi negara sedang kacau dan pemerintah menutup usaha telur pindang, ia tidak kehabisan akal dengan mengerahkan pasukan gerobaknya berjualan telur dari gang sempit satu ke gang sempit lainnya. Pasukannya beraksi sambil terus promosi menunjukkan kain sutera unggulannya yang diletakkan di rak bagian bawah gerobak telur pindangnya. Dari mulut ke mulut, berita akan kualitas kainnya akan tersebar luas. Dengan demikian, ada 2 produk yang ditawarkan dan terus menjaga isu (kualitas kainnya tetap terjaga). Usaha pun langgeng dalam berbagai situasi. Teruslah berusaha, pantang menyerah, dan gemar berinovasi.


(Terinspirasi dari drama My Heroic Husband)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar