Senin, 17 Desember 2018
KUMPULAN PUISI BERTEMA PEREMPUAN
Jangan Bilang Rindu!
(Teruntuk inspiratorku, Bunda Yoyoh Yusroh)
Bunda,
susah sungguh kubaca dirimu
tuk meraba cita-citamu
tubuhku terlempar jauh
dan jatuh pada bait-bait doa
engkau tetap perkasa
Udara subuh menyekapku
dalam kapsul waktu
dan aku cuma bisa mengerang
Ah, hatiku tercabik saat
pucuk-pucuk muda tak lagi mengingat semangatmu
Mereka lunglai dalam geliat dusta dan gemerlap lampu kota
Masihkah ada sosok sepertimu,
bersahaja, penuh cinta,
dan daya juang menjulang?
Jangan bilang rindu!
Karena rindu ini tak bertepi
Rosianafe
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Ode untuk Zainab Ghazali
(Teruntuk inspiratorku, Bunda Zainab Ghazali)
Di sel yang kering
kau terbaring
Ditingkahi bising lengking anjing
Dagingmu pun tercabik taring
Namun, tidak!
Tiada noda darah
Tiada jejak luka parah
Namun mereka ingkari karomah
Tak puas membuatmu lelah
Tak'kan menyerah!
Meski napasmu jua terengah
karena sengat listrik yang singgah
Hanya
gaung doa dan zikir
mengalir tiada henti
meski tarian cemeti
mendera hati dan diri
Hingga tikus-tikus enggan menghampiri
Meski dititah menyakiti
Selaksa pedih sirna perlahan
Bidadari menawan
turun membawa nampan penuh makanan
lezat dan mengenyangkan
Dalam mimpi yang indah
Kau jumpa Rasulullah kekasih idaman
Beliau meneguhkan
Inilah jejak kebenaran
atas janji kesetiaan
Rosianafe
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Wajah dalam Nampan
Bulan,
nampan hari ini tertawan
di atas tikar pandan
berlukis wajah-wajah berkelindan
yang bola matanya berloncatan
dan mulut mereka rakus menelan
jatah harian gelandangan
Masih di dalam nampan
tampak jemari berjejalan
Berebut sisa ikan hasil tangkapan tangan
Benar katamu, Bulan
Mereka yang enggan berkawan
kian menebar bayangan
dengan gurat ketamakan
di wajah-wajah dalam nampan
Hai, Bulan!
Napasku gerhana
Terlantar dan kelaparan
Rosianafe
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Segenggam Asa
Angin merayu sendu
saat butiran pepasir mendesir
Hajar terbiar di lembah sunyi
bersama bayi mungil di dalam buaian
Apatah jua karena api?
Ibrahim melangkah tak menoleh
Cairan hangat berlari meninggalkan ceruk matanya
menguap ditiup liukan angin
membawa sekeping hatinya yang luluh
Perempuan itu mengejar setengah memekik,
Apakah ini titah Tuhanmu?
Sontak Ibrahim bergeming
Penduduk langit terdiam
menanti jawaban lelaki itu
Tegas ia menjawab
Ya!
Mata perempuan itu terpejam
kemudian ia berkata,
Jika benar ini perintah Allah, pergilah!
Usah risau!
Cukuplah Allah pelindung kami
Lelaki itu tertunduk
beranjak diliputi segenggam asa
Hajar, kau bisa tentang aku,
lawan aku,
dan larangku pergi
Tapi kau memilih patuh
Terima kasih, t'lah menjadi makmumku yang ikhlas
Semoga Allah menjaga kalian
~Rosianafe
====================
Terinspirasi dari QS. 14:37-38
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
(QS. 14: 37-38)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar