Minggu, 30 Desember 2018

Tumis Asik, Nulis Lanjuuut!

Apa yang bisa kutulis, hari-hariku  cuma beberes rumah dan masak. Liburan tak pergi ke mana-mana, tapi justru di sinilah tantangannya. Aku cari resep masakan serba tumis dan goreng saja, karena itu yang mudah dan cepat disajikan demi keluarga tercinta. Tak ada yang istimewa, namun momennya yang berharga.

Awal percobaan resep adalah membuat telur dadar krispi yang katanya nanti rasanya bakal seenak kulit ayam. Ekspektasi besarku didukung si sulung, Arik. Akan tetapi, hasilnya jauh dari yang diharapkan. Ah,  aku pun tak mau meratapi kegagalan karena ternyata habis juga dimakan semua anggota keluarga.


Lumayan buat mengganjal perut yang seakan terus menagih dalam suasana dinginnya Al Kahfi yang kerap disapa hujan. Bentuknya sudah mirip kulit ayam kan?  πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€

Resep lainnya kucoba. Terinsipirasi oleh jajanan kantin Al Kahfi, sate batagornya Bu Eko.


Memanfaatkan bahan yang ada saja, tinggal beli kulit pangsit di pasar seharga lima ribu rupiah tapi berlembar-lembar. Keren kan? Ah, menghibur diri saja, boleh ya. Isiannya dibuat dari adonan tahu yang dihaluskan, sagu, telur, sosis, garam, dan penyedap. Saat mencoba, tak lagi meihat resep, takaran secukupnya saja, semuanya serba dikira-kira. Pakai jurus lidah untuk mengetes rasanya sudah pas atau belum.

Kemudian, adonan itu diletakkan di tengah-tengah kulit pangsit. Melipat kulit pangsit saja tak pakai teknik, semuanya coba-coba, awalnya seperti bungkus nasi, lalu menyatukan tiap ujung segi empat kulit pangsitnya, dan yang terakhir itu yang pas menurutku.

Tak menunggu waktu lama, langsung kucelupkan satu per satu kulit pangsit montok itu ke dalam wajan berisi minyak panas. Wow, ternyata kulit pangsit menempel sendiri, isi adonannya tak berhamburan seperti yang kubayangkan sebelumnya. Norak banget yah, tapi gak lama-lama sih, karena bisa gosong masakan kalau kelamaan bengong.

Untuk cara penyajiannya terserah Anda, mau ditusuk pakai tusuk sate atau enggak, bergantung pada selera masing-masing. Begitu pula dengan selera si sulung, ia menambahkan toping bumbu pecel dan parutan keju di atasnya.  πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜‹



Resep berikutnya, buncis krispi. Juicy dan manisnya keluar setelah digigit dan sampai di lidah, belum lagi kriuk tepungnya yang indah di telinga. Lebay dikit gak papa ya. 😁😁😁


Maaf, foto buncis kuambil dari google karena sudah keburu habis kumakan dan suami juga suka. Sayang, anak-anak belum mau mencobanya karena masih kalah saing dengan nugget. Di situ kadang saya merasa sedih.

Selebihnya, masak apalagi? Cuma tumis kacang panjang, tumis terong, bening bayam. Mengapa tumisan saja? Karena cepat dan gak ribet. Hehe, please don't ask me more.

You don't talk anymore...
Et daaah, kok eike jadi nyanyi begini ya? Mohon mangap ye, Sodara. Ane pamit dulu. Selamat liburan. Have a nice holiday.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar