Rabu, 22 Januari 2020

PENGENALAN PENERBITAN BUKU



Hari ke-6 Workshop Menulis Bersama Om Jay

Narasumber: Sri Sugiastuti
Tema: Penerbitan Buku

Disusun oleh Rosiana Febriyanti
=================

Pada kesempatan hari keenam ini, Bu Sri berbagi pengalamannya berproses dengan istilah from upgrade to upgrade.
Beliau membuka diskusi tentang penerbit dengan power pointnya. Kemudian, peserta kelas langsung menanyakan apakah untuk penerbit mayor itu dicetak minimal 1000 buku,  benar-benar tanpa biaya. Maka beliau menjawab, Penulis cukup kirim naskah ke penerbit dan menunggu 3 bulan atau lebih baru ditanyakan lagi apakah ditolak atau dipinang. Silakan  saja kirim, siapa tau berjodoh. Menurut pengalamannya pribadi pada tahun 2010 buku yang pernah ditulis tim, beliau salah satunya, atas permintaan editor Erlangga, buku bisa cetak di atas 1000 dan 6 bulan berikutnya beliau sdh dapat royalti sesuai dengan MOU. Asal penerbit mayor yang menerbitkan penulis tidak mengeluarkan dana.

Mengenai manfaat menerbitkan buku, beliau menuturkan bahwa kita punya karya yag bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain.
Untuk diri sendiri manfaatnya itu ada  kepuasan batin karena sudah berbagi  dan menyampaikan apa yang ingin kita bagikan. Selain itu, buku yang sudah kita terbitkan itu bisa jadi warisan juga sebagai  bukti bahwa kita pernah hidup dan menulis.

Beliau juga bercerita pengalamannya, belum lama naskahnya ditolak penerbit Andi, penerbit mayor dan sekarang masih mencoba ke penerbit lain yang fokus menerbitkan buku anak dan islami. Kalau kelak ditolak lagi berarti harus dicetak indie. Patut diacungi jempol karena ini menunjukkan kegigihan beliau yang tidak mudah berhenti di satu titik.

Tak ada kata terlambat untuk menulis, beliau sendiri baru belajar menulis saat berusia 50 tahun. Awalnya pernah menggunakan nama pena, tetapi kini beliau membranding diri dengan namanya sendiri.

Lalu pertanyaan peserta beralih ke pengurusan ISBN, beliau menjawab kalau mau agak ribet bisa urus sendiri, tetapi kita tetap harus punya wadah sebuah penerbit. Karena dalam kolom pengajuan ISBN harus dicantumkan nama penulis, judul, nama editor, juga nama penerbit. Syaratnya buku ber ISBN dan ada bukti atau surat keterangan terbit dari penerbit.

Pertanyaan bergulir kembali, Kalau utk naik pangkat PNS, apakah buku harus diterbitkan penerbit mayor atau penerbit besar? Beliau langsung menjawab, tidak harus penerbit mayor.

Mungkinkah menulis buku dalam sebulan? Pertanyaan itu dijawab dengan cerita bahwa beliau pernah 3 kali mengikuti kelas mediaguru dan 3 buku yang dihasilkannya. Akan tetapi beliau tidak memulainya dari nol alias sudah memiliki tabungan naskah yang tinggal dipoles.

Terakhir, beliau menutup diskusi malam itu dengan memberikan kesimpulan:

1. Menulis itu keterampilan  jadi  harus dilatih

2 . Semua orang bisa menulis dan dibukukan asal mau belajar  dan mengikuti aturan yang ada

3. Untuk menerbitkan buku cukup 50 hal A4 font 12. Tema bebas, apa saja yang disukai dan dikuasai asal tidak mengsndung SARA atau hoax.

4.  Tulisan bisa berupa kumpulan artikel yang sudah ditulis atau status yang berserak di Medsos

5. Jika punya ide yang belum tertangkap beliau siap membantu menemukan ide dan mengolahnya menjadi kumpulan  artikel yang siap dibukukan.

6. Jangan lupa banyak beli buku dan membacanya karena menulis dan membaca bagai Romeo dan Juliet.

Demikianlah hasil diskusi pada hari keenam. Semoga bermanfaat.

3 komentar:

  1. Cantik sekali.hasil belajarnya semoga busa memotivasi dan.menginspirasi ya. Teruslah menebar virus cinta literasi

    BalasHapus