Sabtu, 12 Januari 2019
ANGGAPLAH KOLAK PISANG
.
.
Saat anak berkurang kesehatannya, anggaplah seperti kolak pisang, duit cekak kolak pisang, dan salah isi kuota hari ini juga kolak pisang. Ingin isi paket bulanan malah harian. Mihil boo, tapi anggap saja kolak pisang. Segitu masih mendinglah karena ada manis-manisnya gitu, ketimbang kubandingkan dengan masamnya jeruk nipis. Malas aja kalau segala yang gak enak di lidah perasaan kuanggap sebagai kesialan belaka. .
.
Jika aku jadi kolak pisang, aku bayangkan aku punya dua anak, kuah gula dan pisangnya itu sendiri. Anggaplah kuah gula merahnya itu rasa syukur yang manis, sedangkan pisang sebagai ikhlas. Dua anak kembar yang membuat kelapangan ruang kesabaranku bertambah luas, sehingga masalah apa pun menjadi lebih kecil. Dari sanalah, aku mencoba bersyukur dan ikhlas. .
.
Semanis-manisnya kolak pisang, kurang afdal tanpa garam. Jika garam kuanalogikan sebagai masalah, malah menjadikan kehidupanku terasa gurih. Terima kasih masalah, karenamu aku menjadi belajar bahwa tak pernah salah. Biarlah air mata pembasuh jiwa tak perlu diterjemahkan, dia adalah anugerah untuk membasuh kegalauan. .
.
Kuizinkan hati ini bahagia, karena masalah hanya bagian dari bumbu awal hadirnya kesabaran yang berbuah kebahagiaan. Hasbunallahu wani'mal wakiil. Cukuplah Allah sebagai penolong dan sebaik-baik tempat bersandar. .
.
@30haribercerita
#30hcb1912
#30hbcjika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar