Sabtu, 05 Januari 2019

POLKADOT



Helai daun bayam mengelus tenggorokannya, bunda memaksaku,"Telan ayuh telan!" aku berontak dan... memuntahkannya. Aku gak begitu suka sayur.
.
.
"Ayuh biar adem," katanya. Ternyata bukan itu saja, adem lari, tablet putihlah, juga disuruh telan. Gumpalan daging bercorak polkadot putih di kiri dan kanan anak tekak enggan hilang. Rasanya tuh panas terbakar demam 🔥🔥🔥 Penasaran kan aku sakit apa? Bunda bilang harus dioperasi segala. Ampuuun.
.
Aku cuma anak usia belasan tahun yang sedang mencari eksistensi diri. Tapi terganggu dengan si polkadot ini. Buat menelan saja sulit, inginnya es krim, eh malah gak boleh sama bunda. Entah mengapa aku juga jadi insomnia kalau malam, eh kalau gak salah itu istilah buat orang yang susah tidur kan? Iyalah, cuma bisa guling kanan-guling kiri, pindah posisi tapi tetap gak bisa tidur. Para vloger di yutublah yang atraktif menghiburku saat gak bisa tidur.
.
Jidatku saat kusentuh, masih panas. Napas aja susah, ingin yang adem-adem. Kutahu bunda panik dan rajin berdoa untukku dan rajin pula nyuruh aku salat. Kukerjakan walau mager.
.
Polkadot ini ngeselin banget, bikin batuk dan bikin pengen muntah. Teman-temin yang baik hati dan tidak sombong, gemar menolong dan rajin menabung, tahu gak cara atasi amandelku yang penuh polkadot ini? Kasih tau dong. Kutunggu jawaban kalian, aku mau berlayar ke pulau kapuk dulu.

@30haribercerita
#30hbc1905
#30haribercerita1905

Tidak ada komentar:

Posting Komentar