Pukul 01.00 dini hari, nada sunrise view
di ponselku berbunyi. Entah mengapa malam itu aku lupa mengatur setelannya ke senyap, sehingga sangat mengganggu tidurku. Sambil membuka sebelah mataku, kuintip layarnya. Ah, cuma deretan angka. .
Anehnya, kubawa ponsel itu ke suamiku yang tidur di kamar anakku. Biar ia yang menerima telepon tidak jelas itu, karena biasanya ia yang paling tenang kalau sampai ada berita yang tidak baik. Jujur, aku panik.
Kemudian, sambil mengusap mata, suamiku mulai bicara.
"Halo!"
"Ditangkap polisi, Om." . "Halo, ini siapa?"
"Tedy...," suaranya parau seperti menangis. .
"Tedy siapa?"
"Tuuut.. tuut... tuut.... "
Ternyata, orang tersebut mengaku bernama Tedy dan ditangkap polisi. Haha, kami tak punya saudara atau kerabat bernama Tedy. Pahamlah kami, ini modus yang sama ketika bapakku (allahuyarham) kena tipu hingga menguras semua tabungan pensiunnya. Belajar dari pengalaman, yang dibutuhkan untuk menghadapi penelpon gelap adalah bersikap tenang. Ah, andai aku yang menerima telepon itu lebih dulu, mungkin aku kena tipu juga.
Si penipu memang cerdas, membuat orang panik hingga tak dapat berpikir jernih dan akhirnya mengikuti perintahnya. Dari seratus orang yang ditelepon, mungkin ada satu-dua orang yang kena, pikirnya. Akan tetapi, ia juga lupa, bahwa pengalaman dan bersikap tenang dapat menyelamatkan calon korbannya. Selamat (tak bisa) tidur, Tedy!
@30haribercerita #30HARIBERCERITA
#30hbc1918 #30hbc19tenang #tenang #tenangkanhati #tenangkanfikiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar