Jumat, 04 Januari 2019

MAU BAKSO?


.
.
Rasanya aku ingin menyerah. Lelah dan ingin segera terlelap. Tapi ada apa di situ? Kenyataan tak seindah harapan. Aku cuma ingin bakso komplet dengan toppingnya. Tidak! Ini bukan tentang phobia pada jarum timbangan. Ini tentang keberanian menghadapi masa depan sekaligus kemungkinan-kemungkinan yang membayangiku.
.
.
Kerap kuberpikir, apa kurang garam, kurang cuka, atau kurang cabai pada baksoku. Oh, garam kehidupan yang kurasakan kian terasa asin, begitupun masamnya cuka dan dahsyatnya cabai cobaan yang mendera.
.
.
"Cuma segini nih, kekuatanmu?" cibir otakku dalam-dalam, "Kamu lupa Dia tuh paling seneng kalau dimintai pertolongan. Dia bahkan malu kalau menampik pintamu. Bukan cuma materi, secuil kebahagiaan pun pasti kaureguk."
.
.
"Self talk harus yang baik-baik, jaga adab! Iyaa deh iya, semakin aku menghindar dan bilang gapapa semakin jauh dari solusi. Jangan malu curhat sama Dia," ucap batinku penuh borok. Gumpalan sepotong asa juga sudah berceceran di beranda. Ah, malu juga kalau aku jedotin kepala ke tembok gegara lupa pada kebaikan Dia selama ini.
.
.
"Itu... itu... baksoku! Jangan diabisin!" seru nafsuku memburu terengah-engah di samping etalase senja. Senja menyeringai sambil memandangku penuh iba sambil berkata, "Pulanglah! Sapa Dia kembali dengan status hamba. Jarak menuju rumah-Nya hanya antara kening dan sajadah."

@30haribercerita
#30haribercerita1904
#30hbc1904


Tidak ada komentar:

Posting Komentar