Sumber: Instagram edufestalkahfi |
Pada awal talkshow yang dipandu oleh Qonita, alumni Pesantren Al Kahfi dalam acara Education Festival 20 Februari 2020, Dewi Sandra mengungkapkan harapannya semoga kita semua bisa mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan di dunia ini. Namum, kita juga harus menyadari bahwa semua itu tidak ada artinya. Apakah dalam agama kita tidak diajarkan tentang nafsu? Ada hadits yang berbunyi "dunia di sisi Allâh sebanding dengan sebelah sayap nyamuk."
Menurut Dewi, kita boleh mengejar mimpi dan cita-cita. Bahkan, cita-cita dan mimpi kita harus besar, tetapi jangan pernah menggadaikan akhirat untuk dunia. Itu pelajaran yang paling berat bagi Dewi. Dewi membatalkan kontrak-kontrak karena ia yakin bahwa Allah Mahakaya. Meskipun kemudian yang datang justru tawaran-tawaran itu (yang mengharuskan beliau harus melepas hijab), tetapi ia tolak sebab ia yakin bahwa apa yang Allah janjikan akan datang. Dewi tidak pernah membicarakan nominal karena itu terlalu receh dan ia meyakini janji Allah itu pasti.
Setelah Dewi hijrah dan memutuskan berhijab, ternyata ada pihak yang mengajaknya pergi ke Paris, Turki dan Dubai, ia bisa terus berkarya dengan tetap mengenakan hijabnya. Tahun ini adalah tahun ke-8 ia berusaha untuk istiqomah berhijab. Namun, hal ini menurutnya, bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan karena endingnya lah yang akan menentukan. Endingnya adalah ketika kita berada di liang lahat. Apakah kita mampu menghadap Allah dan mampu menghadapi pertanyaan-pertanyaan-Nya kelak di akhirat. Tidak ada yang bisa luput dari kematian.
"Orang tua tentu pernah melewati umur 12, 13, sampai 17 tahun, tetapi yang hadir di sini belum tentu akan melewati usia sampai 20 tahun atau 50 tahun kita jangan GR atau kepedean. Dari sekarang, kalian harus sudah mulai menata hidup. Karena untuk bisa naik kelas kita harus melewati ujian," ujar Dewi lembut.
Dewi menekankan kepada hadirin bahwa yang paling menentukan berhasil atau tidaknya suatu ujian itu justru hari-hari sebelum ujian, kita belajar atau tidak, mempersiapkan soal-soal atau tidak, sebab kalau tidak ada persiapan, sudah bisa dipastikan hari ujiannya akan gagal total. Maka luruskan niat karena suatu hari pasti akan terjadi, saat ruh berhadapan dengan Allah dan apakah yang kita bawa ke hadapan-Nya? Kaki kita tidak akan beranjak sampai kita menjawab untuk apa masa muda kita dihabiskan. Dalam hal ini Dewi mengaku gagal total. Kalau kita tidak fokus untuk menghadapi ujian nanti kita tidak akan mampu menjawab semua pertanyaan pertanyaan di akhirat.
Manakah yang lebih sulit ketika hijrah atau mengupayakan Istiqomah, Dewi menjawab kedua-duanya karena musuh yang terbesar adalah melawan diri sendiri. Apa makna dari pernyataan "Masa lalu menciptakan masa depan"? Dewi mengungkapkan teori Edward Lorenz yang mengatakan sebuah kepakan sayap kupu-kupu di Brazil akan menghadirkan sebuah tornado di Amerika. Sebagaimana kita ketahui, kupu-kupu adalah binatang kecil, tetapi mempunyai dampak yang cukup besar. Sekecil apapun yang kita perbuat, punya dampak di masa depan.
Hijrahnya Dewi bukan karena Dewi sendiri, tetapi karena doa dari orang tua. Doa orang tua itu paling mujarab, amazing, seperti sniper yang sasarannya tepat. Oleh karena itu, perbaikilah hubungan dengan ibu dan minta didoakan. Meskipun Ibu telah meninggal, tetapi karena doa ibulah kita menjadi lebih baik, bukan karena kita telah membaca Alquran atau mengerjakan ibadah-ibadah lainnya. Hormati, sayangi, dan taatilah ibumu karena itu efeknya sangat besar. Silakan dites, mungkin kalian akan merasakannya sendiri. Itulah kepakan sayap yang paling jitu.
Saat ini hal yang paling kecil telah terjadi di Cina adalah Virus Corona. Virus yang sangat kecil, tetapi besar sekali dampaknya. Apalagi contoh yang kecil berdampak besar? Lisan kita. Kita lihat, yang paling banyak melakukan ghibah itu adalah perempuan yang notabene berjilbab, tetapi itulah kenyataan hari ini muslimah banyak yang tidak memiliki ilmu. Kelemahan wanita terletak di mulutnya. Masih ada yang suka menggibahi teman-temannya. Mengapa hal itu terjadi? Karena ilmunya belum menempel di hati. Kalau kita benar-benar paham itu tidak boleh karena sama halnya seperti memakan bangkai saudaranya sendiri, kita tidak akan pernah menjelek-jelekan orang lain atau menyakiti orang lain. Kita bisa saja minta maaf kepada Allah dan insya Allah, Allah akan mengampuni karena Allah Mahabaik. Akan tetapi, jika kita tidak meminta maaf kepada orang yang telah kita jelek-jelekan, dosanya sangat besar dan justru pahala kita akan ditransfer kepadanya. Pahala kita habis dan dosanya akan ditransfer ke kita. Kalau kita memiliki ilmu, kita akan berpikir beribu-ribu kali sebelum mengghibah.
Dewi berpesan, sebagai muslimah kita harus menjaga adab, pemikiran, sikap, cara bergaul, cara berbicara, bahkan sampai cara kita bermain sosmed. Tentu banyak juga perempuan yang menyukai K-pop. Ini sebenarnya tidak boleh, tetapi inilah dunia yang akan membawamu ke atas, ke bawah, ke samping, ke belakang, yang bisa melalaikan kita dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Oleh karena itu, untuk bisa berhijrah dan istiqomah harus belajar agama, membaca Al-Qur'an, berusaha mengerti dan memahami artinya, membaca hadis-hadis, sejarah nabi-nabi, dan sejarah para sahabat yang dijamin masuk surga. Kemudian kita introspeksi diri, jangan-jangan selama ini kitanya yang salah memilih panutan.
Agar selalu istiqomah, Dewi meminta kita untuk senantiasa menjaga hubungan dengan ibu, orang tua, keluarga, dan hubungan yang terbaik adalah dengan Allah. Efek samping yang paling seram adalah kalau kita salah dan yang paling indah kalau kita tepat menentukan pilihan. Pilihan itu ada di kepakan sayap kita sendiri.
Dewi berpesan, muslimah yang hidup di era milenial dan banyak godaannya, agar senantiasa istiqomah adalah menjaga hal yang utama, yaitu ilmu. Tidak mungkin kita bisa melalui setiap ujian kalau kita tidak memiliki ilmu karena di luar sana sangatlah ganas dan sangar. Pergunakan waktu dengan mencari ilmu karena kalau sudah masuki usian 30-40 tahun otak tidak lagi segar untuk menerima ilmu. Alangkah sedihnya Dewi ketika memasuki 30-40 tahun baru mengenal Khodijah yang luar biasa dan Aisyah sebagai penghafal hadits terbanyak. Dewi mengaku hafal banyak lagu tetapi tidak hafal hadits. Dewi prihatin remaja sekarang sibuk bermain tiktok, tetapi ilmu agamanya tidak ada.
Formula Allah adalah "Siapa yang mengikuti jejak Nabi, dialah yang akan selamat." Sekali lagi Dewi menekankan, untuk bisa istiqomah, yang pertama menuntut ilmu karena ilmu sangatlah penting dan yang kedua hindari ghibah.
Setelah menerima ilmu berusahalah untuk mengamalkannya. Untuk apa otaknya pintar, tetapi prakteknya zero. Satu hal penting adalah kita berubah dengan sikap kita, semua wanita yang sudah memakai hijab, mengaku beriman kepada Allah dan rasul-Nya, harus pandai menjaga akhlak karena wanita adalah kesan pertama agama kita. Pikirkan bagaimana efeknya kalau kita berada tidak tepat di tempat yang tidak tepat. Besar sekali dampaknya. Tunjukkan sikap Islami, cara berbicara, dan pembawaan kita karena wanita Islam itu elegan, mahal, dan keren.
Sikap histeris dan ekspresif menunjukkan kekaguman pada seseorang harus dilakukan pada tempatnya, jangan sampai orang menganggap kita, apa bedanya sama saya. Kita tidak boleh sama (perilakunya) dengan orang yang belum belajar (Islam).
Kemudian wanita yang tampak anggun terbalut hijab dan gamis itu mengambil durian sebagai perumpamaan. Durian adalah buah yang paling memiliki sifat muslimah. Sebagai the king of Fruit, kamu suka atau tidak, durian tetaplah menjadi durian. Durian itu satu-satunya buah yang tidak boleh naik pesawat dan masuk kamar hotel, padahal duren tidak salah apa-apa. Durian tetap menjadi durian yang yang harganya mahal, bangga dengan wangi dan rasanya, dengan segala sifat kedurianannya. Kita tidak mungkin kalah dengan duriam. Muslimah haruslah istiqomah, belajar, mengamalkan ilmunya, dan bangga dengan keislamannya. Hanya ingin menjadi hamba yang dicintai Allah dan mengamalkan syariat Islam.
Dewi Sandra yang sekarang adalah sosok pribadi yang anggun bagaikan kupu-kupu dengan sayapnya yang indah. Jauh dari kesan glamour seorang artis. Tawadhu dan tidak sombong. Semoga istiqomah, Dewi Sandra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar