Senin, 17 Februari 2020

JURUS MEMASARKAN BUKU




Workshop semalam diisi oleh Om Jay, sapaan akrab untuk Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd. Beliau berkenan berbagi jurus memasarkan buku. Meskipun tadi malam ada kendala, rumah beliau kebanjiran, tetapi tidak menyurutkan semangat beliau untuk berbagi ilmu.

Perkenalkan, Om Jay, bapak yang lahir di Jakarta, 28 Oktober 1972 itu adalah lulusan S1 IKIP Jakarta pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (1990-1994). Beliau juga telah menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2009) dan mulai tahun 2014 ini melanjutkan pendidikan ke S3 Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ. Mohon doanya cepat selesai dan dapatkan gelar doktor pendidikan. Aamiin.

Sejak 1992 hingga saat ini beliau berkarier sebagai pengajar bidang studi TIK di SMP Labschool Jakarta. Semasa kuliah di IKIP Jakarta aktif di beberapa organisasi, yaitu: Ketua Umum HMJ Teknik Elektro FPTK IKIP Jakarta, Ketua HMI Komisariat FPTK IKIP JAKARTA, Ketua Musholla “Al Biruni” FPTK IKIP JAKARTA, Sekretaris Senat Mahasiswa FPTK IKIP JAKARTA, dan Ketua LP2TK IKIP JAKARTA Bidang Perangkat Lunak (1994-1996).

Pengalaman organisasi lainnya adalah Sekretaris Alumni Elektro FT-UNJ (2006-2011), Kepala Humas Ikatan Pengembang Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) Pusat, Sekertaris jenderal Komunitas TIK dan KKPI (KOGTIK) DAN IKATAN GURU TIK PGRI, Penulis Teraktif Kompasiana.com, Penasehat Komunitas Blogger Bekasi, Mantan Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI), Penasihat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Bekasi, Konsultan pendidikan di beberapa sekolah swasta, Pendiri Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), Founder Teacher Writing Camp (TWC), Founder Ikatan Profesi Guru Indonesia (IPGI), dan pernah menjadi Pembina Redaksi majalah ”Gema” SMP Labschool Jakarta, dana beberapa sekolah di Jakarta.

Beberapa karya ilmiah yang diterbitkan untuk tingkat nasional adalah:

Proses Pembelajaran Internet dalam Meningkatkan Imtak Siswa (2005), Pembelajaran Berbasis ICT di Kelas Akselerasi dalam meningkatkan Imtak-Iptek secara Terpadu (2006), Peningkatan Imtak Siswa Berbasis Proses Pembelajaran Word melalui CTL & Portofolio (2007), Peningkatan Kualitas Pembelajaran Internet di Kelas Akselerasi dengan metode CTL & Penilaian Portofolio (2007), Menumbuhkan Kreativitas Menulis Siswa Akselerasi melalui Belajar Mandiri pada Pembuatan Blog di Internet (2008), Upaya Meningkatkan Minat dan Kreativitas Menulis Melalui Pengelolaan Blog di Internet (2008), Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Mengapa Guru Takut Melakukannya? (2008), Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (2008), Yuk Kita Ngeblog! (2009), Guruku Menggapai Bintang (2010), Menjadi Blogger Handal di Era Global (2010), Internet Sehat Bikin Hebat (2011), Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya (2011), Efektifitas Pemanfaatan Blog Sebagai Media Test Online (2011), Menulislah Setiap Hari & Buktikan Apa yang Terjadi (2011), dan TIK: Menulis Blog Untuk Pendidikan (2012) . Saat ini sedang menyelesaikan buku terbarunya, Catatan Harian Seorang Guru Blogger (2013), dan menjadi guru di zaman Edan (2014), Menjadi Blogger Ternama (2017), sedang meneliti tentang pemanfaatan blog untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.

Beliau adalah penulis Buku paket TIK kelas 7, 8, dan 9 SMP bersama guru tim TIK Labschool Jakarta yang diterbitkan oleh Rajagrafindo. Buku ini telah banyak dipakai oleh guru TIK SMP di Indonesia melalui jalur MGMP TIK. Beliau juga penulis buku untuk pembelajaran TIK.

Beragam cara digunakan penulis untuk memasarkan bukunya, semalam Om Jay berbagi tips. Buku-buku Om Jay sukses dipasarkan lewat Penerbit Andi, terutama buku TIK. Sekarang Om Jay ditawari kerja sama sebagai tim penulis di Erlangga.

Dari pengalaman beliau, buku ajar biasanya lebih cepat laku dan mudah memasarkannya. Buku informatika yang beliau susun bersama Penerbit Andi Yogyakarta sudah cetak ulang dan terjual lebih dari 5000 buku.



Laporan Pak Agus dari Penerbit Andi, buku informatika yang beliau susun bersama tim akan dibeli oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Untuk penulis belum punya nama jangan berkecil hati karena dulunya Om Jay juga seperti itu. Tumbuhkan rasa percaya diri saja dulu dan bisa belajar public speaking, misalnya kepada Pak Namin AB Sholihin⁩.

Cara memasarkan buku ala Om Jay yang pertama adalah membuat pelatihan. Saat menjadi narasumber maka Om Om Jay tidak lupa membawa dan menawarkan bukunya kepada peserta pelatihan.


Dari sekian banyak buku yang beredar di pasaran hanya buku yang dibutuhkan yang laku, contohnya buku tulis. 😂

Dulu ketika pelajaran TIK masih ada, buku TIK yang beliau pernah susun bersama tim mendapatkan royalti per buku rata rata 20 juta per tahun. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan buku dan keuntungan dari koperasi sekolah. Berdasarkan pengalaman, memasarkan buku ajar ternyata jauh lebih mudah memasarkannya daripada buku antologi.



Cara memasarkan buku yang kedua, selain menjadi pembicara, kita juga perlu menciptakan panggung. Misalnya, kalau ada teman yabg sedang melakukan acara bedah buku, kita minta waktu untuk acara intip buku.


Selain itu, kita buat workshopnya agar buku kita banyak dikenal orang. Segmua itu bisa terwujud kalau kita tergabung dalam suatu komunitas, baik komunitas guru ataupun komunitas lainnya.



Jadi, cara kita memasarkan buku adalah ikut membantu penerbit memasarkan bukunya. Bisa dengan cara online dan bisa dengan cara offline. Hubungan batin penulis dan pembaca akan lebih terasa bila pembaca sudah tahu siapa penulisnya. Seperti yang sudah dicontohkan oleh Pak Asep Suparman⁩ sehingga menang dalam lomba menulis PGRI.

Om Jay menyarankan agar penulis sering main di media sosial dan mempelajari netizen di dunia maya. Kita perlu membaca apa yang sedang tren saat ini.

Bagaimana Jika Buku Ditolak Penerbit https://meyniasiraksasa.wordpress.com/2020/02/16/bagaimana-jika-buku-ditolak-penerbit/

Kemudian Pak Johan Wahyudi memberikan link tulisan yang menarik.
https://www.kompasiana.com/fikar/552082268133116f7419f97d/tips-menulis-dari-johan-penulis-buku-wahyudi-gurarutwc2-guraruid

Terakhir, Om Jay berpesan, jangan malu dan ragu untuk memasarkan bukumu. Ibarat tukang jual obat, katakan pada pembeli bahwa obatnya menyembuhkan. Tentu kejujuran harus jadi panglimanya.

Saya sendiri meyakini setiap buku memiliku jodoh penerbitnya masing-masing. Contoh, 20 buku cerita anak saya yang berjudul Subsea Realic Warrior's berjodoh dengan penerbit indi  Meta Kata dibeli SMP Al Kahfi untuk melengkapi perpustakaan. Sedangkan, buku saya yang berjudul Ranger Fadhil berjodoh dengan Penerbit Laksana Kidz dengan sistem jual putus.

Contoh lainnya, menurut pengakuan Uni Mia Chuz, novel Wedding Agreement yang ditulisnya juga adalah novel kesepuluh yang dia tulis dan baru meledak di pasaran sekarang setelah ikut Komunitas Bisa Menulis kemudian difilmkan oleh Falcon.

Bagi penulis pemula, saya pun pemula wajah lama, saya ingin menulis hal ini,

"Jangan patah semangat bila naskahmu ditolak penerbit. Ada banyak jalan menuju Ka'bah."

Semangat Pagi!


2 komentar:

  1. Luar biasa. Lengkap sekali resumenya. Inilah manfaat belajar menulis secara online.

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas bimbingannya, Om Jay

    BalasHapus