Rabu, 26 Februari 2020

MENGENAL PEMBUAT ANIMASI NUSA DAN RARA



Aditya Triantoro telah 15 tahun bekerja di bidang animasi dan stop motion. Dalam perjalanannya hingga tercetus ingin membuat animasi Nusa dan Rara berawal dari ikut kajian. Lalu ia mulai berpikir, bagaimana cara menyampaikan pesan dakwah lewat karya animasi.

Menurutnya, dalam membuat karya, hendaknya kita jangan buru-buru ingin melihat hasil, tetapi nikmati progresifnya sebagaimana sebuah perusahaan kecil yang dibangunnya sekarang berkembang menjadi lumayan besar. Di dalamnya tentu ada proses untuk saling belajar. Walaupun terdapat banyak perbedaan pendapat, di situlah nikmatnya. Kita harus menjaga apa yang kita percayai, jalani, dan itu pasti. Tidak ada kesuksesan yang mudah, biasanya ada perasaan malas sehingga pekerjaan tidak jadi-jadi. Enjoy saja, nikmati prosesnya karena hasil tidak pernah bohong, dalam 3 hari posting bisa tembus 100.000 subscriber. Ketika membuat animasi Nusa dan Rara targetnya bukan untuk mencari subscriber, tetapi agar penonton memperoleh manfaatnya.

Dalam bekerja, ia berpesan agar jangan sampai di awal-awal kita memiliki semangat yang besar, tetapi kemudian hilang dan mengajukan 1001 alasan untuk tidak menuntaskannya. Insya Allah akan selalu ada jalannya untuk membuat tontonan menjadi tuntunan.

Dulu ia bekerja sampai lupa diri karena tujuannya hanya untuk mencari kesenangan dunia. Namun akhirnya ia menemukan bahwa Tuhan itu ada dan pakarnya di bidang seni. Di situlah letak kesempurnaan Allah. Dalam berkarya pun ia terpacu membuat karya agar penonton mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Ia mendapatkan semacam dorongan, terlebih lagi dari kajian-kajian yang menempel (di pikirannya) ia ingin menggabungkan media yang ada dengan pesan-pesan yang hendak disampaikan ke anak-anak.

Dulu pernah ia sempat tidak percaya, mengapa dengan segala pencapaian-pencapaian kariernya dia merasakan kehampaan dalam hidupnya. Kemudian ia tahajud dan meminta atas pertanyaannya, ia berharap Allah hadir dan memberi makna pada kehidupannya. Dalam tahajud ia bertanya Allah itu ada atau tidak karena ia orang yang sangat visual maka ia sangat membutuhkan jawaban itu. Selepas tahajud lalu ia membuka Alquran dan membaca surat Ar-Ra'du (yang artinya gemuruh/petir). Sampai pada ayat yang berbunyi,

"Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu."
seketika itu ia mendengar suara petir
yang menggelegar. Di situlah ia merasakan bukti kebesaran Allah. Itulah yang dituturkan Aditya Triantoro (executive producer of Nusa) dalam talkshow kreatif di Pesantren Terpadu Al Kahfi, Lido, Bogor pada Jumat, 21 Februari 2020.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar