Sabtu, 15 Februari 2020

ROSIANAFE BERBAGI TIPS RESUME




Dalam workshop Menulis Bersama Om Jay semalam saya diminta berbagi tips menulis resume dengan cepat. Perkenalkan, nama saya Rosiana Febriyanti, kelahiran Jakarta, 3 Februari 1980.
Amanah saya sebagai guru SMAIT Al Kahfi di Pesantren Terpadu Al Kahfi
Jl. PMJ SPN Lido Desa Srogol Kec. Cigombong Kab. Bogor, Jawa Barat.

Saya hanyalah seorang yang memiliki sedikit kebisaan di bidang menulis. Maka dengan menulislah, saya mengoptimalkan kemampuan untuk menebar inspirasi dan motivasi kepada siapa pun yang sudi membacanya. Kalaupun ada upah yang didapat dari menulis, itu bonus dari Allah!
Tak peduli orang membacanya atau tidak, yang penting orang yang terinspirasi atau termotivasi untuk berbuat baik usai membaca tulisan saya. Kisah orang-orang yang inspiratif itu saya tulis bukan untuk mendapatkan like, love, atau favorit, tapi untuk menggerakkan hati yang malas dan suka mengeluh.

Tahun 2013-2014 aktif menulis antologi, karena tidak semua ditebus bukunya saya lupa judul bukunya apa saja. Karya antologi saya berupa puisi dan cerpen.
Saya menulis sejak SMP, tetapi baru lolos juara 3 lomba cerpen saat akhir perkuliahan. Lomba itu diadakan oleh lembaga dakwah kampus UNJ dan majalah Annida. Lumayan, dapat langganan majalah Annida 6 bulan berturut-turut. Setelah itu, belum ada karya lagi yang dimuat.

Setelah saya bekerja di Pesantren Terpadu Al Kahfi, kira-kira tahun 2010 internet mulai masuk pesantren, saya menulis di multiplay. Hosting multiplay begitu menyenangkan, karena di situ rumah pertama saya untuk menulis puisi. Di multiplay saya bisa memajang kumpulan foto andalan saya, video kegemaran saya seperti dead poet society, kindergarden cop, atau video nasyid yang asyik. Saya pun dapat memasang audio nasyid. Setiap ada yang berkunjung ke "rumah" langsung terdengar audio nasyid atau musik yang menenangkan (misalnya, Kitaro).

Saya pun masuk komunitas menulis puisi. Asyik sekali, karena saya bisa mengomentari puisi teman (yang tidak saya kenal, hanya tahu nama). Sebaliknya, teman itu dapat mengomentari puisi saya. Sebagaimana etika blogger, kalau teman bertamu dan meninggalkan komemtar, maka saya pun harus melakukan hal yang sama. Sepertinya itu aturan tidak tertulis yang kita sama-sama patuhi sebagai sesama blogger. Sayang multiplay tutup tahun 2013 dan saya pun tergusur.

Kemudian saya menulis buku kumpulan cerita anak berjudul Subsea Relic Warior's  yang menceritakan anak yang terjebak dalam dunia game. Buku kumpulan cerita anak pertama saya terbitan Meta Kata (penerbit indie) tahun 2013. Alhamdulillah buku itu dibeli sekolah (SMP) sebanyak 20 buku untuk mengisi perpustakaan.
Tahun 2014 saya mencoba menulis di weebly. Sayangnya tidak saya teruskan karena kelemahan saya mengingat password. Hehe.


Selanjutnya, saya mulai beralih ke gmail dan belajar blog. Ternyata cara bikin blog sangat mudah bagi pemula seperti saya. Namun, keterbatasan sinyal di pesantren menjadi kendala. Tidak setiap saat saya bisa online. Anggaran saya bertambah untuk membeli kuota internet telkomsel 58ribu per bulan, sebab kalau mengandalkan wifi tidak bisa, karena sering ada pemadaman listrik bergirir dari PLTN dan alat wifi yang tersambar petir.
Dulu saya senang menulis di laptop, tapi semenjak laptop rusak, saya menulis resume di HP. Hp pun kameranya sudah rusak. Hahaha. Saya belajar dari Uni Dzalika, murid saya yang senang menulis menggunakan HP, sekarang sudah jadi beauty blogger dan biasa mengendors produk-produk kosmetika.

November 2014 saya mulai menulis di kompasiana dan ikut tantangan menulis, satu tulisan favorit dalam Lomba Blog Citra Cantik Indonesia.

Kemudian ikut tantangan Om Jay untuk menulis setiap hari dengan KSGN.




Saya tidak berhenti belajar menulis cerpen, saya pun memberanikan diri untuk mengirimkan cerpen saya ke admin FLP untuk dibedah oleh Bunda Pipiet Senja. Pada tanggal 9 Agustus 2015, salah satu cerpen saya dibacakan di VOI RRI dalam acara Bilik Sastra yang diasuh oleh Pipit Senja, ternyata cerpen saya masih banyak kekurangan. Semua saran dan masukan dari Bunda Pipit Senja saya jadikan acuan untuk mengejarkan cerpen di sekolah. Adalah kesalahan fatal bagi penulis jika tulisannya tidak didasari ilmu dan pengetahuan, karena alih-alih ingin menceritakan sesuatu yang serius malah ditertawakan oleh pembaca.

Tahun 2015 buku saya yang judul "Ranger Fadhil" diterbitkan oleh Laksana Kidz, cabang dari Diva Press. Sistemnya jual putus, saya sepakat walau hanya dibeli Rp500 ribu, girang betul hati saya. Saya senang menulis cerita anak dan dulu sempat bergabung dengan forum penulis-bacaan anak di facebook. Di forum itulah saya mendapat banyak ilmu menulis cerita anak. Terima kasih Mas Sinyo Egie dan guru-guru penulis dahsyat yang dulu banyak mendukung saya di forum itu.

Dari tahun 2015-2019 saya amat jarang menulis. Entah mengapa saya menjadi tidak produktif. Mungkin karena rutinitas yang itu-itu saja, mengajar di kelas 12 sangat menyita waktu. Namun, setiap tahun, guru-guru kelas 12 (termasuk saya) diminta membuat modul persiapan UN. Di situlah saya ada tambahan selain dari mengajar. Baru sekarang saya tertarik menulis kembali.


Tahun 2019 saya menyertakan cerpen saya dan santri kelas 11 untuk dibukukan bersama Gerakan Menulis Buku-Indonesia. Alhamdulillah sudah 4 jilid yang dicetak. Bukunya berjudul Es Krim Merah Jambu.
Blog ini saya tidak teruskan karena lupa pasword. 😁

Tahun ini tahunnya literasi, dengan dukungan dari sekolah, guru-guru bahasa Indonesia dapat menggerakkan para santrinya menulis hingga terbit buku. Sebenarnya ini tugas bahasa Indonesia untuk santri kelas 11, jadi semua anak kelas 11 diminta menulis cerpen. Lalu santri kelas 10 dan kelas 12 yang mau ikutan juga boleh ikut. Kebetulan saya mengajar bahasa Indonesia.  Sebelumnya, mereka diminta banyak membaca dulu buku-buku di perpustakaan, baru “digiring” ke lab komputer untuk menulis masal pada jam pelajaran bahasa Indonesia.

Kalau menulis di blogspot kendalanya hanya susah sinyal. Kalau nulis ya tinggal nulis saja. Editnya belakangan. Saya malah tidak bisa nulis di wordpress karena lebih mudah di blogspot.

Hal yang saya lakukan saat narasumber memberikan materinya maka saya segera mengcopy paste tulisan ke dokumen. Edit dilakukan paling terakhir. Jangan tunggu narsum selesai menyampaikan langsung copas. 😁

Tips Menulis Resume  Workshop ala Saya

1. Catat nama narasumber, penyelenggara, tempat, waktu penyelenggaraan, tujuan diskusi.
2. Catat pokok-pokok pembicaraan secara tertulis atau lisan.
3. Ubah setiap pokok-pokok pembicaraan dalam kalimat.
4. Rangkaikan kalimat menjadi paragraf yang runtut dan padu. 
5. Kalimat-kalimat tersebut disusun sesuai dengan urutan kejadian atau sebab akibat. Kalimat yang digunakan kalimat sederhana.


Yang saya lakukan selama ikut workshop bersama Om Jay belum sampai ke tahap lihai menghindari plagiat, saya baru sampai ke tahap meringkas. Namun dengan sedikit modifikasi, saya ubah kalimat langsung menjadi tak langsung. Kalimat yang maksudnya sama digabungkan supaya lebih ringkas.

Kalau penjelasan narasumber berupa audio atau video, saya menggunakan meminjam hp suami yang sudah didownload aplikasi Writer Plus. Sebelumnya saya menggunakan aplikasi voice note yang ada di WA dengan cara yang sama dengan Writer Plus. Saat video/audio hp saya diputar maka hp yang satunya merekam dengan menekan simbol mic yang ada di WA suami, lalu kalau sudah ada tulisannya dikirim ke WA saya.

Cara menggunakan Writer Plus juga demikian. Saat video/audio diputar, saya menekan simbol mic di Writer Plus yang ada di hp suami, kalau sudah ada tulisannya, saya tekan titik tiga di pojok kanan atas, lalu share pilih text, pilih WA, kirim ke WA saya. Ribet memang, tapi baru sebatas itu yang saya bisa lakukan. Terima kasih pada Bu Melni yang mengajarkan tentang penggunaan Writer Plus.

Oh iya, saya lupa, saya menulis cerita anak, karena suka mendongeng sewaktu ngajar TPA dulu. Maka, saya ikut forum penulis-bacaan anak di facebook dan semangat menulis buku anak. Sekarang saya belum menulis cerita anak lagi, mungkin karena yang saya hadapi santri kelas 12. 😁

Untuk menulis cerita anak, kita harus sering berinteraksi dengan anak, dengerin aja kalau mereka lagi ngobrol. Dari situ bisa timbul ide. Sebenarnya ide ada di sekitar kita. Pesan Bunda Pipiet Senja, untuk menulis cerita apa pun itu, dibutuhkan riset.



Dari tulisan ini saya mendapat fee seratus ribu. Alhamdulillah.
Untuk melatih anak senang menulis bisa menggunakan games. Misalnya, dengan games 2 kata dulu, sebutkan 2 kata. Bebas. Itu frasa namanya. Baru bikin cerita berantai. Melanjutkan kalimat teman. Bebas.

Puisi itu curahan hati. Tidak ada puisi yang bagus dan tidak bagus. Bebas. Ada licencia poetica, bebas aja. Kalau pun anak cuma bikin 1 kata, bingung. Itu juga puisi. Cuma diarahkan saja kalimatnya jangan sarkas, bukan berarti bebas nilai.
Peserta lain berbagi pengalamannya kalau di sekolahnya, menstimulus anak anak dengan menggunakan media bloging untuk mengasah kemampuan literasi mereka dengan membuat setiap dua minggu anak anak harus memiliki satu artikel dengan tema bebas untuk di post di blog mereka. Nah sesampainya di rumah mereka wajib men-share artikel yang sudah mereka buat ke khalayak ramai. Hasilnya saat ini mereka rajin membuat karya literasi berupa artikel sederhana dan orangtua pun bangga akan itu. Mungkin hal itu bisa saya coba. Terima kasih Pak Yasir.

Ini pun pernah saya lakukan, tapi karena di pesantren tidak boleh bawa HP, sementara santri zaman now keren-keren, aktifnya di Instagram, saya minta mereka menulis di caption. Bahkan, saya bekerja sama dengan guru serumpun, bahasa Inggris dan bahasa Arab agar ada tugas menulis di caption IG mereka.

Mungkin guru bisa mencoba membuat grup WA dengan peserta didik. Posting foto, kemudian peserta didik diminta membuat puisi atau cerita foto tersebut. Ini menarik karena anak tertantang, ada yang membuat cerita lucu, anekdot, puisi, pantun, dll.

Peserta workshop lain pun terinspirasi dan akan mencoba menyandingkan dengan alat peraga kartu kata. Dengan pengembangan dan pemanfaatan medsos WA. Nah, sepertinya itu bisa jadi best practice nantinya. Saya doakan semoga nanti ada bukti fisik dalam bentuk antologi karya siswa yang diterbitkan, semangaaat.
Kemudian ada yang bertanya, ”Bolehkah tulisan yang sudah di-publish di blog kita buat kan menjadi buku? Menurut saya boleh-boleh saja, selagi itu tulisan kita sendiri.

Ini tulisan saya tentang variasi mengajar puisi dengan mengoptimalkan multiple intelligent.



Maaf, saya bukan gupres, bukan juara inobel juga. Di sini sebagai pembelajar yang sharing pengalaman. Bukan bermaksud menggurui. Maaf jika ada yang tidak berkenan. 🙏😁

Dalam membuat resume workshop memakai aplikasi WA juga bisa. Klik mic-nya sampai mic berwarna hijau sewaktu video Youtube diputar, nanti suara dari Youtube yang tertangkap akan tertulis di WA. Begitu pengalaman saya. Tentu saja pakai 2 hp. 😁

Selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha. Sekalipun tidak ada writer plus, jika sudah terbiasa tulisan tangan tidak masalah, yang penting kita enjoy dan tidak terbebani.

Ke mana pun pergi, usahakan bawa buku kecil dan pulpen. Siapa tahu bisa mencatat nomor telepon calon jodoh kita, jodoh pekerjaan, jodoh penerbit, dan jodoh sampai jannah. Eh…😁

Pak Yasir pun menginformasikan bahwa ada aplikasi khusus yang memang disediakan untuk latihan bloging. Tentunya level kesulitan tidak seperti blog milik blogger, kompasiana dll. Aplikasi ini didesain hanya untuk simulasi dalam memposting karya literasi digital. Adapun fitur-fiturnya juga sangat bagus karena selain bisa men-share karya anak-anak kita ke whatsapp dan beberapa medsos lainya, diaplikasi juga disediakan fitur like and subscribe. Jika tulisan mereka bagus maka pembaca akan men-suncribe dan mengelike karya mereka. Selain itu, juga terdapat fitur kolom komentar yang memungkingkan pembaca untuk meninggalkan kesan dan pesan mereka setelah membaca tulisan anak anak kita.

Terima kasih, setahu saya memang ada aplikasi untuk menulis, seperti Watpadd, Storial, dan Ketix. Mungkin ada lagi yang lainnya.

Untuk resume workshop, kalau ngantuk saya tidur. Besok saja menulisnya, yang penting poin pentingnya sudah saya bintangi di WA dan kalau sempat dicopas dulu di dokumen. Edit belakangan.
Besoknya kalau ada senggang, misal di jam istirahat, edit tulisan yang sudah dicopas di dokumen. Pulang ngajar edit lagi. Kalau capek ya istirahat dulu, sore saya sempatkan jalan kaki (cuma itu olah raga yang saya bisa). Tiap ada senggang walau cuma 10 menit, edit lagi. Kalau sudah jadi, posting di blogspot.

Simpulan untuk malam ini, untuk memelihara kebiasaan dan semangat menulis itu sebaiknya kita ikut komunitas yang saling menyemangati, orang-orangnya tidak baperan, bersikap terbuka, siap menerima segala kritik sepedas apa pun. Kalau ada yang keluar grup itu hal yang biasa, itu haknya, dan stop jangan dibahas, show must go on. Apa pun latar belakang kita komunitasnya sebaiknya saling dukung.

Menulis apa pun medianya tetap bisa dilakukan. Bebas menulis apa saja bukan berarti bebas nilai, ada penanaman karakter yang mau kita tumbuhkan melalui karya kita, terutama ke anak didik kita.
Semangat Pagi!





13 komentar:

  1. Luar biasa..masih muda dan nenginspirasi banyak orang. Terima kasih jadi kapsul semangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Bu.

      Batik lurik di baju cokelat
      Hingga terlukis gambaran manis
      Jadikan kritik pelecut semangat
      tetap optimis dan rajin menulis

      Hapus
  2. Ilmu yg bergizi smg jadi pemberat amal kelak di akhirat

    BalasHapus
  3. Ibu muda yg hebat...semngat literasi membara

    BalasHapus
  4. Bu indinah rajin..selalu terdepan resumenya dan mantap lagi. Bagi tip dong...saya selalu tertinggal ni

    BalasHapus
  5. Bu indinah rajin..selalu terdepan resumenya dan mantap lagi. Bagi tip dong...saya selalu tertinggal ni

    BalasHapus